Advertorial
Intisari-Online.com - Amerika Serikat (AS) dikenal sebagai negara militer terkuat di dunia.
Tidak heran sebagai negara militer terkuat di dunia, AS bisa menampilkan senjata-senjata militernya yang hebat.
Kali ini AS menampilkan senjata militernya gunamengirimkan peringatan mengerikan kepada China dan Rusia.
AS dilaporkanmenghancurkan target laut terapung dengan senjata "laser futuristik" untuk pertama kalinya.
Dilansir dariexpress.co.uk pada Sabtu (18/12/2021), uji coba sinar laser itu ditembakkan dari USS Portland dan menghancurkan target latihannya di Teluk Ade, yang berada di antara Afrika Timur dan Jazirah Arab.
Tes laser ini juga dilakukan setelah senjata itu pertama kali diuji di laut pada Mei tahun lalu, ketika USS Portland menggunakannya untuk menembak drone terbang.
Dan merupakan tes laser terbaru, Angkatan Laut AS mengatakan "Sistem Senjata Laser" telah "berhasil menyerang" target, yang kali ini mengambang di laut.
Tapi laser bukanlah fenomena baru bagi Angkatan Laut AS.
Faktanya, mereka telah mengerjakan senjata semacam ini sejak Perang Dingin.
Tapi sekarang, ketika ketegangan memanas di Laut China Selatan, para pejabatAS memperingatkan bahwa senjata-senjata ini dapat digunakan dalam perang potensial melawan China.
Ini berarti bahwa kapal-kapal AS tidak perlu membuang waktu untuk memuat ulang senjata dan misil mereka jika China melancarkan serangan.
Dan laser dapat digunakan untuk memberikan perlindungan saat kapal AS meluncurkan rudal serangan.
Komandan USS Portland mengatakan bahwa senjata laser bisa digunakan untuk melawan kapal drone yang membawa bahan peledak dan dikerahkan oleh pemberontak Houthi Yaman di Laut Merah.
Pada tahun 2018 sebuah laporan Kongres menyebut sinar laser itu disebut bisa "pengubah permainan".
Sebab laser inidianggapbisa mempertahankan kapal permukaan Angkatan Laut AS melawan rudal musuh.
Ketegangan AS dengan China dan Rusia telah membuat pemerintah AS mempersiapkan senjata ini.
Di Laut China Selatan, militer China tengahmeningkatkan tekanan pada Taiwan.
AS yang mendukung Taiwan langsungmemperingatkan bahwa jika China menyerang, ia akan siap untuk turun tangan.
Sama halnya dengan Rusia.
Di perbatasan Rusia-Ukraina, AS semakin khawatir tentang penumpukan sekitar 100.000 tentara Rusia yang dikirim ke sana oleh Vladimir Putin.
Presiden AS Joe Biden telah mendesak Putin untuk tidak melancarkan invasi ke Ukraina.