“Kami kira ada banyak ketakutan ketika orang Mesir melihat Sungai Nil tidak banjir tahun itu,” kata Manning kepada St. Fleur, melansir Smithsonianmag.
“Ada ketakutan tentang apa yang akan terjadi. 'Apakah kita akan kelaparan seperti terakhir kali ketika tidak ada banjir tiga tahun berturut-turut?'”
Untuk mendukung klaim mereka, para peneliti juga melihat catatan Nilometer Islam, alat pengukur di Kairo yang melacak banjir sungai dari 622 M hingga 1902 M.
Para peneliti membandingkan 60 letusan gunung berapi besar yang terjadi selama periode itu dengan banjir.
Dari data ditemukan bahwa selama tahun letusan tingkat banjir rata-rata sembilan inci lebih rendah dari rata-rata.
Dalam dua tahun letusan, delapan dari sepuluh pemberontakan terbesar di Mesir Ptolemeus terjadi, menurut data inti es studi tersebut.
Yang terbesar, pemberontakan Theban selama 20 tahun, dimulai pada 207 SM, dua tahun setelah letusan besar.
Selama masa pemerintahan Cleopatra VII, tahun-tahun terakhir Ptolemeus, penulis melaporkan bahwa ada dua letusan besar pada 46 SM dan 44 SM yang menyebabkan kegagalan pertanian, meskipun penimbunan gandum Cleopatra "dapat mencerminkan upaya penanggulangan jangka pendek."
Pada akhir pemerintahannya, tulis para penulis, Mesir menderita "kelaparan, wabah, inflasi, korupsi administratif, depopulasi pedesaan, migrasi dan pengabaian tanah."
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR