Intisari-online.com - Saat ini Iran tengah menjadi sorotan negara-negara Barat karena potensi kepemilikan senjata nuklirnya.
Sejumlah negara meyakini Iran memiliki kekuatan untuk membangun bom nuklir.
Pada 2015 Iran bersama dengan enam negara lainnya mencapau kesepakatan nuklir, dan bersedia menghentikan aktivitas nuklirnya.
Namun dengan syarat sanksi-sanksi ekonominya dicabut.
Akan tetapi sejak Donald Trump berkuasa, AS menerapkan rangkaian sanksi pada Iran dan kini sutuasi kembali memanas.
Iran pun diklaim mendekat ke Rusia dan China, ketimbang Barat untuk mencapai kesepkatan senjata pemusnah massal.
Disamping itu, Iran juga belakangan bocorkan salah satu senjata terbaru Rusia yang konon bisa hancurkan Amerika dalam sekejap.
Surat kabar Kayhan International Iran mengatakan bahwa saat Rusia memproduksi massal rudal hipersonik Zirkon.
Hal ini akan menyebabkan AS panik dalam konteks hubungan yang semakin tegang antara Moskow dan Barat.
Menurut harian Iran, kekuatan rudal hipersonik Zirkon "tak terbendung" dan "dapat dengan mudah memusnahkan kota-kota Amerika".
Artikel itu juga mengatakan bahwa kegagalan Washington dalam perlombaan senjata hipersonik dengan Moskow mendorong AS ke jalan buntu dalam hubungan internasional.
"Barat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) masih berusaha untuk menyangkal hal itu dengan memperkenalkan serangkaian sanksi ekonomi dan militer, membatasi kapal tanker minyak dan transportasi udara Rusia,"Kayhan International menganalisis.
"Bahkan Washington telah melakukan serangkaian pengusiran diplomat Rusia," imbuhnya.
Namun, menurut harian Iran, tindakan tersebut tidak bisa membuat Rusia mundur.
Rudal Zirkon adalah bukti potensi teknologi dan pertahanan Rusia yang tak ada habisnya yang selalu di depan AS dan sekutunya.
Rudal Zircon dikatakan sangat bermanuver, mampu mengubah lintasannya dalam penerbangan dan mencapai target pada jarak lebih dari 1.000 km.
Kecepatan maksimum rudal adalah sekitar 9 kali kecepatan suara (sekitar 2,65 km/s).
Awal tahun ini, Presiden Rusia Vladimir Putin sendiri mengungkapkan bahwa angkatan laut negara itu akan segera memodernisasi dengan rudal hipersonik, yang andalannya adalah Zirkon.
Kepala Kremlin juga memperingatkan "konsekuensi serius" jika pasukan musuh melewati "garis merah".