Intisari-online.com - Hilangnya Malaysian Airline MH370 merupakan insiden paling misterius dalam dunia penerbangan.
Hingga kini pesawat yang berasal dari negeri Jiran itu tidak diketahui keberadaannya.
Namun, beragam bukti dan petunjuk dan petunjuk yang dikemukakan oleh para ahli mulai bermunculan.
Pesawat yang hilang selama 7 tahun sejak 8 Maret 2014 tersebut diduga sempat berputar-putar di langit Indonesia.
Menurut seorang insinyur penerbangan Inggris, penerbangan MH370 terbang "berputar-putar" selama 22 menit di lepas pulau Sumatera (Indonesia).
Sementara kapten memiliki tujuan sendiri dalam melakukannya.
Penerbangan Malaysia Airlines MH370 menghilang pada tahun 2014 dengan 239 orang di dalamnya, dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing.
Insinyur penerbangan Inggris Richard Godfrey baru-baru ini mengklaim telah menggunakan teknologi pelacakan pesawat baru untuk mengetahui lokasi pasti di mana MH370 tenggelam di dasar laut.
Menurut pakar Godfrey, pesawat itu berada di kedalaman 4.000 meter, sekitar 1.900 km sebelah barat Perth, Australia.
Namun masih ada pertanyaan mengapa penerbangan MH370 menghilang secara misterius selama lebih dari 7 tahun?
Ahli Godfrey, yang sekarang tinggal di Jerman, percaya kapten Zaharie Ahmad Shah punya motif, menurut The Times.
Godfrey percaya bahwa pemerintah Malaysia memiliki beberapa informasi tetapi tidak mengungkapkannya kepada publik.
Petunjuk yang mungkin adalah periode 22 menit MH370 ditempatkan dalam mode "tahan di udara" di sebelah barat pulau Sumatera (Indonesia) sebelum menghilang.
Dengan mode ini, pesawat hanya bergerak di wilayah wilayah udara yang tetap untuk jangka waktu tertentu.
Godfrey berkata, "Menurut pendapat saya, kapten mungkin adalah orang yang secara langsung mengambil kendali dan mengubah arah pesawat."
"Penyebabnya diyakini bermotif politik," imbuhnya.
Pakar Godfrey mengatakan bahwa periode 22 menit ketika pesawat beroperasi dalam mode "tahan di udara", terbang berputar-putar di suatu daerah.
Bisa jadi karena negosiasi kapten dengan pihak berwenang.
"Negosiasi mungkin tidak berjalan dengan baik dan berakhir dengan jatuhnya pesawat di tempat terpencil di selatan Samudera Hindia," kata Godfrey.
Sejauh ini, militer Malaysia menolak merilis data radar militer untuk membantu mengungkap misteri hilangnya pesawat MH370.
"Menurut saya, pemerintah Malaysia dapat menyimpan informasi tanpa mempublikasikannya," tambah pakar Godfrey.
Berbicara tentang lokasi di mana MH370 diyakini berada di dasar laut.
Pakar Godfrey mengatakan dia "sangat yakin", bahwa pencarian terakhir pada 2018 hanya sekitar 28 km dari situs ini.