Itulah alasan mengapa AS telah memutuskan untuk mundur dari keputusannya menyediakan pesawat F-35 ke Turki.
AS lebih lanjut mengatakan bahwa jika Turki memang tertarik pada pertahanan udara, maka Turki bisa membeli sistem Patriot AS yang setara dengan S-400.
Dengan tidak memilih untuk itu, Turki telah memberikan Rusia akses ke angkatan bersenjata Turki dan industri pertahanan yang terkait erat dengan pengetahuan Barat, begitulah argumen AS.
Namun, logika yang paling mendesak mengapa AS mungkin mengabaikan pembelian S-400 India adalah dampak yang merugikan pada perusahaan senjata AS jika New Delhi berada di bawah CAATSA.
Menurut data resmi, pengadaan senjata India meningkat dari $6,2 juta pada 2019 menjadi $3,4 miliar pada 2020.
Dan ini adalah saat penjualan senjata kumulatif Amerika turun pada 2020 menjadi $50,8 miliar dari $55,7 miliar pada 2019.
Faktanya, ada kesepakatan senilai $20 miliar antara New Delhi dan Washington dalam dekade terakhir.
Kesepakatan terbaru termasuk pengadaan 24 helikopter MH-60 Romeo oleh India senilai $2,2 miliar. Kontrak untuk membeli enam helikopter Apache AH-64E tambahan dengan biaya $800 juta juga telah diselesaikan.
Selain itu, perusahaan senjata besar seperti Lockheed dan Boeing telah mulai bekerja sebagai mitra dengan perusahaan besar India seperti Tatas dan Mahindra dalam produksi senjata bersama di India.
Di tingkat pemerintah-ke-pemerintah, seperti yang dikatakan duta besar AS untuk India, Ken Juster, Washington dan New Delhi telah menempuh perjalanan panjang dalam memperkuat kemitraan strategis mereka. Konsep seperti Indo-Pasifik dan QUAD telah menjadi kenyataan. Kedua negara telah menyimpulkan tiga perjanjian pertahanan penting – LEMOA COMCASA dan BECA.
Semua perkembangan ini akan sia-sia begitu India berada di bawah CAATSA. Itulah sebabnya tidak lain dari mantan Menteri Pertahanan AS James Mattis juga keluar untuk mendukung pengabaian bagi negara-negara seperti India (bersama dengan Indonesia dan Vietnam).
Dengan demikian, risiko yang diperhitungkan India dalam menenangkan Amerika sambil terus berurusan dengan Rusia dengan membeli S-400 dan barang-barang bernilai tinggi lainnya bisa jadi layak untuk diambil.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR