Meskipun itu adalah undang-undang federal AS dan tidak dapat diterapkan ke negara lain di bawah ketentuan WTO, AS bersikeras bahwa negara mana pun yang berkontribusi pada keuntungan ekonomi Rusia, Korea Utara, dan Iran juga akan berada di bawahnya ketika berurusan dengan lembaga-lembaga Amerika, termasuk bank dan mata uang (dolar AS).
Namun, jika menilik lebih dalam tentang CAATSA, India dapat dijadikan pengecualian jika pihak berwenang AS menginginkannya.
Dalam keadaan normal, CAATSA melihat interaksi dengan negara-negara yang terkena sanksi sebagai “orang” dalam 12 kategori, tetapi 10 dari itu semua biasanya tidak akan berlaku untuk India untuk pembelian S-400.
Karena India pada umumnya mengimpor senjata mengikuti keputusan yang dibuat oleh Defense Acquisition Council (DAC) yang dipimpin oleh Menteri Pertahanan atau Defense Procurement Board (DPB) yang dipimpin oleh Sekretaris Pertahanan.
Merekalah, bukan negaranya, yang akan berada di bawah pembatasan CAATSA asalkan mereka, sebagai pribadi, mencari pinjaman dari AS, mengajukan permohonan visa Amerika atau membeli properti Amerika dan sebagainya.
Namun, sanksi akan sangat penting bagi India ketika India tidak dapat membeli senjata Rusia dengan membayar dolar AS, satu-satunya mata uang internasional yang digunakan untuk transaksi senjata global.
Kedua, India akan dicegah untuk memperoleh senjata AS, teknologi penggunaan ganda, dan barang-barang terkait nuklir dari AS kecuali jika ini telah ditinjau dan disetujui oleh pemerintah AS. Dan justru di sinilah harapan India.
Saat meninjau, Presiden AS, atau dalam hal ini Menteri Luar Negeri atau Menteri Keuangan dapat meminta perlakuan luar biasa dari Kongres dengan alasan bahwa pengecualian adalah demi kepentingan keamanan nasional AS yang vital untuk memiliki hubungan dengan negara yang bersangkutan.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR