Advertorial
Intisari-online.com - Dalam sejarah kuno nama kerajaan Majapahit mungkin dikenal sebagai kerajaan terbesar di Indonesia.
Majapahit tercatat pernah menyatukan seluruh nusantara setelah mahapatih Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa.
Meski dikenal pernah menyatukan nusantara hingga namanya disegani di Asia Tenggara.
Masih sedikit bukti ditemukan tentang eksistensi Majapahit di luar negeri.
Justru kerajaan kuno ini diketahui memiliki jejak peninggalan bersejarah di negara lain, dengan bukti yang masih ada hingga sekarang.
Kerajaan kuno tersebut adalah Sriwijaya yang diketahui meninggalkan jejak di beberapa negara.
Menurut catatan yang berhasil ditemukan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan terbesar bercorak Buddha di nusantara.
Berdiri pada abad ke-7 oleh Dpunta Hyang Sri Jayanaga, yang menjadi raja pertama.
Sriwijaya menjadi pusat agama Buddha di Asia Tenggara dan Timur, dan ada beberapa bukti yang ditemukan, beberapa di antara sebagai berikut:
1. Prasasti Kedukan Bukit
Prasasti ini ditemukan di tepi Sungai Tatang, dekat Palembang tahun 683 M.
Dikatakan, Dapunta Hyang mengadakan perjalanan suci, dengan menggunakan perahu.
Ia berangkat dari Minangatamwan dengan membawa 20.000 orang hingga di Upang (Palembang) lalu mendirikan vihara.
2. Prasasti Talang Tuo
Prasasti Talang Tuo ditemukan di barat kota Palembang di daerah Talang Tuo, tertanggal 684 M.
Prasasti tersebut menjelaskan taman itu dibangun oleh Dapunta Hyang Sri Jayanaga.
3. Prasasti Telaga Batu
Prasasti ini ditemukan di Palembang, dan tidak tertulis tahunnya, isinya berupa kutukan bagi mereka yang melakukan kejahatan.
4. Prasasti Karang Berahi
Tertanggal 686 masehi, isi prasasti ini sama dengan prasasti kota kapur tentang permintaan pada dewa untuk menjaga Sriwijaya, dan hukum setiap orang yang berniat jahat.
5. Prasasti Kota Kapur
Prasasti ini tertulis dengan tanggal 656 masehi.
Isinya sama dengan Karang Berahi, yang meminta pada dewa menjaga Sriwijaya dan hukum pada orang yang berniat jahat.
6. Prasasti Lingor dan Nalanda
Nah, Prasasti inilah yang tertulis tahun 775 M di Lingor, yaitu semenanjung Melayu.
Sementara Nalanda ditemukan di India Timur.
Keberadaan Sriwijaya dikabarkan oleh catatan China, yang pernah menjadi sumber sejarah penting China.
Pendeta Buddha China bernama I-Tsing melakukan perjalanan ke India dan mampir ke Sriwijaya, ia singgah untuk belajar bahasa Sansekerta.