Intisari-Online.com - Kerajaan Majapahit berdiri pada abad ke-13 dan mengalami masa kejayaan pada abad ke-14.
Raja pertama kerajaan Majapahit adalah Raden Wijaya yangjuga merupakan pendiri Kerajaan Majapahit.
Kerajaan Majapahit mengalami masa keemasan ketika dipimpin Hayam Wuruk yang didampingi Patih Gajah Mada saat memimpin.
Masa kejayaan Kerajaan Majapahit disebut tak lepas dari peran Gajah Mada.
Kerajaan Majapahit yang kekuatannya begitu hebat akhirnya mulai mengalami keruntuhan setelah masa Hayam Wuruk.
Salah satu penyebab keruntuhan Kerajaan Majapahit adalah konflik internal.
Jejak peninggalan Kerajaan Majapahit banyak dijumpai di daerah Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Meski demikian, di daerah lain juga beberapa kali ditemukan benda-benda kuno yang kerap dikaitkan dengan Kerajaan Majapahit.
Sekitar bulan Mei 2021 lalu, warga di Desa Betek, Kecamatan Mojoabang, Jombang, Jawa Timur menemukan 20 kilogram lebih koin logamsaat sejumlah orang tengah menggali tanah untuk membangun fondasi rumah.
Awalnya, para pekerja menemukan pecahan tembikar di kedalaman 40 cm.
Setelah penggalian dilanjutkan, mereka menemukan ratusan koin logam kuno, keris, pisau, dan tombak di kedalaman 50 cm yang diduga merupakan peninggalan dari Kerajaan Majapahit.
Saat dikumpulkan, logam-logam itu memiliki berat 25 kilogram.
Kemudian, diketahui bahwa logam kuno dengan lubang pada bagian tengah itu merupakan uang kepeng.
Uang kepeng merupakan mata uang dari China yang menjadi alat transportasi perniagaan pada masa lalu, pada masa dinasti Tang, dinasti Song dan dinasti Ming.
Uang kepeng tersebut juga beredar di beberapa negara yang memiliki hubungan perdagangan dengan China, termasuk Kerajaan Majapahit.
Selain uang logam dan beberapa senjata tajam, pecahan keramik dan pecahan batu bata kuno juga ditemukan setelah melakukan penggalian ulang.
Setelah dilakukan pemeriksaan singkat, berbagai penemuan benda kuno di Desa Betek tersebut mengindikasikan adanya keterkaitan dengan Kerajaan Majapahit.
Terlebih lagi lokasi penemuan benda-benda itu hanya berjarak sekitar 5 kilometer dari situs Trowulan.