Salah Satu Kekayaan Budaya Timor Leste, Inilah Kain Tais yang Masing-masing Warnanya Punya Makna Mendalam Bagi Bekas Wilayah Indonesia Ini, Merah untuk Pembebasan

Khaerunisa

Penulis

Kain Tais, kain tradisional Timor Leste.
Kain Tais, kain tradisional Timor Leste.

Intisari-Online.com - Kain Tais menjadi salah satu kekayaan budaya Timor Leste yang penuh dengan makna.

Bukan untuk berbusana saja, kain Tais menyimpan makna mendalam bagi masyarat Timor Leste.

Kain ini digunakan dalam berbagai momen penting, seperti upacara tradisional, pernikahan, dan sebagainya.

Selain keindahannya, hal yang juga menarik dari kain tradisional Timor Leste ini yaitu tentang makna warna-warnanya.

Baca Juga: Tak Peduli Sengaja Atau Tidak, Gaji Sebulan Bisa Ludes Kalau Orang Timor Leste Langgar Aturan Ini, Hukum Adat yang Sempat Dilarang saat Masih Jadi Indonesia

Ya, masing-masing warna kain Tais punya makna tersendiri.

Warna yang paling sering dipakai untuk kain Tais di antaranya merah, hitam, kuning, dan putih. Rupanya, warna-warna ini mengukir sejarah Timor Leste yang penuh dengan perjuangan menuju kemerdekaannya.

Seperti diketahui, sebelum menjadi negara merdeka, Timor Leste pernah menjadi bagian Indonesia.

Tetapi sebelum itu pun, wilayah ini telah mengalami ratusan tahun penjajahan oleh Portugis.

Baca Juga: Ngakunya Bebas dari ISIS, Taliban Ternyata Tak Bisa Jaga Afghanistan dari Kelompok Teroris Itu, Lihat Saja Bagaimana ISIS Menyebar ke Seluruh Wilayah Afghanistan Ini

Mengutip The Textile Atlas, warna sangat simbolis dalam tenun tais, terutama warna bendera nasional Timor.

Warna bendera Timor Leste sendiri terdiri dari merah, hitam, dan kuning, dan putih.

Seperti pada bendera, warna merah pada kain Tais juga mewakili pengorbanan dan pembebasan.

Kemudian hitam untuk kemenangan, kuning untuk sisa-sisa kolonial bangsa, dan putih untuk cahaya perdamaian.

Baca Juga: Seluruh Indonesia Pasti Nyesel Kalau Jarang Konsumsinya, Manfaat Daun Pepaya Nggak Main-main, Ini Dia Manfaatnya

Warna yang dipilih untuk setiap satu kain Tais juga tergantung pada kesempatan di mana ia akan dikenakan (pernikahan, pemakaman).

Begitulah, melalui warna, sejarah Timor Leste dituangkan dalam setiap inci kain tradisional Timor Leste ini.

Soal mewarnai kain Tais ini, di beberapa desa dan koperasi rupanya tanaman endemik masih digunakan untuk mewarnai kapas pintal tangan.

Tetapi, meningkatnya ketersediaan serat poliester dan pewarna sintetis juga mengubah cara pembuatan tais, pewarnaannya menjadi lebih mudah.

Baca Juga: Penyebab Terjadinya Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya

Tais Timor Leste pada dasarnya merupakan kain yang diproses dengan alat tenun tradisional dan bukan mesin, alat tersebut dalam bahasa tetun disebut soru/songket.

Dengan proses tenun tersebut akhirnya menjadi tais dengan berbagai motif yang menunjukan budaya atau identitas dari masing-masing daerah di Timor Leste.

Tais tenun dapat dibagi menjadi dua yaitu Tais feto (perempuan) dan Tais mane (laki-laki), dari kedua tais feto dan mane adalah bentuk serta motif dari Tais tersebut.

Teknik kuno tenun Tais pun mendapat perhatian lebih di seluruh dunia sejak negara mencapai kemerdekaan dari Indonesia.

Baca Juga: Kehidupannya Digambarkan Bak Negara Maju, Sebenarnya Semakmur Apa Kehidupan Orang-orang pada Zaman Majapahit yang Kala Kerajaan Itu Berhasil Satukan Nusantara dan Disegani di Asia?

(*)

Artikel Terkait