Kemudian angkatan laut Mataram ini melakukan serangan mendadak terhadap benteng pertahanan di tepi laut, sedangkan serangan dalam kota dilakukan oleh angkatan darah di sebelah selatan.
Maka dengan siasat tersebut, Belanda tidak bisa bergerak, bila VOC lari ke arah timur, akan terbenam ke dalam rawa-rawa, sedang jika lari ke barat akan jatuh ke pangeran Jayakarta dan Banten.
Dari dunia perdagangan, Sultan Agung melakukan siasat untuk melarang penjualan beras ke Batavia mulai tahun 1626.
Oleh karena itu perdagangan beras VOC menjadi macet dan tidak tergantung lagi pada beras dari Mataram.
Telah dua kali Sultan Agung melakukan serangan terhadap VOC, yaitu pada tahun 1628 dan 1629, dan selama itu pula berhasil merebut Benteng Hollandia dari VOC.
Sayangnya, karena perbekalan semakin menipis dan adanya bahaya kelaparan, pasukan Sultan Agung tidak berhasil mempertahankan benteng tersebut.
Namun, tekad dan semangat untuk mengusir VOC menjadi bukti keberhasilan Sultan Agung dalam usaha merebut Batavia.
Hingga akhir hayatnya, Sultan Agung tetap tidak mau berdamai dengan VOC meskipun diberikan tawaran yang cukup menjanjikan.
Sultan Agung mangkat di Mataram (persisnya di Bantul) pada tahun 1645 dan dimakamkan di astana Kasultanan Agung.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR