Advertorial

Inilah Sosok Bung Tomo, Pahlawan yang Gelorakan Semangat Perjuangan Kala Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, Taat Agama yang Tolak Poligami, Pernah Kritik Bung Karno

K. Tatik Wardayati

Editor

Intisari-Online.com – Setiap tanggal 10 November bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan.

Tanggal 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan berdasarkan Surat Keputusan Presiden atas Pertempuran Surabaya yang melatarbelakanginya.

Pertempuran Surabaya yang terjadi pada 10 November 1945 di Surabaya telah memakan korban ribuan rakyat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Di tengah semangat para pemuda Surabaya yang bertempur melawan kolonialisme Belanda, hadirlah sosok Bung Tomo yang menggelorakan semangat rakyat Indonesia untuk tidak menyerah.

Baca Juga: Terjadi Pertempuran Hebat di Surabaya yang Makan Korban Jiwa Hingga Ribuan Orang, Lalu Mengapa Tanggal 10 November Diperingati Sebagai Hari Pahlawan?

Bung Tomo, dikenal sebagai sosok pemberani sekaligus pahlawan yang religius.

Bung Tomo juga dikenal sebagai tokoh di Indonesia yang paling menolak keras poligami.

Dalam buku biografi Bung Tomo (2019) yang ditulis Abdul Waid, dikisahkan bahwa pria dengan nama asli Sutomo itu terlahir dari keluarga yang religius.

Dikenal sebagai muslimah yang taat, ibunya mengajari Sutomo shalat, puasa, zakat, mengaji, dan ibadah.

Baca Juga: Apa Latar Belakang Terjadinya Perang 10 November 1945 di Surabaya Bisa Jadi Karena Rakyat Surabaya Tak Pedulikan Ultimatum dari Tentara Sekutu Ini

Bung Tomo juga dikenal sangat dekat dengan para kiai, meskipun dia tidak pernah mengenyam pendidikan di pesantren.

Bahkan Bung Tomo sering meminta nasihat kepada beberapa kiai berpengaruh di Jawa.

Siaran Bung Karno dalam menggelorakan semangat warga Surabaya, terutama para santri, selalu dibuka dengan ‘Allahu Akbar! Allahu Akbar!’, melansir dari Buku Indonesia dalam Arus Sejarah edisi ke-6.

Bung Tomo pun terlebih dahulu meminta nasihat dari KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), sebelum dia menggerakkan massa untuk melawan kolonialisme pada saat 10 November 1945 di Surabaya.

Orasi semangat dari Bung Tomo tersebut dibarengi dengan Resolusi Jihad yang disuarakan oleh NU.

Resolusi Jihad merupakan deklarasi yang disampaikan Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945, untuk melakukan perlawanan terhadap upaya penjajahan.

Diceritakan pula kedekatan Bung Tomo dengan putra Hasyim Asy’ari, dalam buku Sama Tapi Berbeda: Potret Keluarga Besar KH A Wahid Hasyim (2007).

Tidak hanya itu, bukti ke-religius-an Bung Tomo pun mencapai puncaknya, ketika dia menghadap Sang Pencipta saat menunaikan ibadah haji yang menjadi cita-citanya, pada 7 Oktober 1981.

Bung Tomo meninggal saat hendak wukuf di Padang Arafah.

Baca Juga: Ucapan Selamat Hari Pahlawan 10 November, Sampaikan Melalui Twibbon atau Ucapan Selamat yang Cocok untuk Media Sosial Anda

Meskipun dikenal sebagai sosok yang taat beragama, namun Bung Tomo menentang keras praktik poligami.

Bung Tomo menilai bahwa poligami sebagai upaya laki-laki mengumbar nafsu, namun bisa merusak keutuhan keluarga.

Dia bahkan pernah mengkritik Presiden Soekarno yang mengawini banyak wanita.

Tak hanya itu, para jenderal yang memiliki istri simpanan juga ikut disemprot Bung Karno.

“…yang lebih seram lagi adalah istri-istri penguasa tertinggi yang secara sendiri menguras kekayaan negara untuk memuaskan nafsu pribadinya, berfoya-foya di luar negeri, menimbun kekayaan di dalam negeri!”

“Sedangkan para penguasa berbuat seolah-olah (pura-pura) tidak tahu semuanya itu…” Bung Karno menulis dalam surat terbukanya kepada Presiden Soekarno.

Bung Tomo hingga akhir hayatnya, hanya berpasangan dengan Sulistina, istri satu-satunya, yang memberinya empat orang anak.

Pada tahun 2008, Bung Tomo mendapatkan gelar Pahlawan Nasional, setelah berbagai desakan dan perdebatan panjang.

Baca Juga: Latar Belakang Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, Mengapa Jadi Pertempuran yang Dibenci Sekutu?

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait