Dia sering merenung memikirkan, "Dimana ada orang gagah dan sakti yang dapat menandingi kesaktian dirinya."
Akhirnya, Kiansantang memohon kepada ayahnya, Prabu Siliwangi, untuk dicarikan seorang lawan yang dapat menandinginya.
Sang ayah kemudian memanggil para ahli nujum untuk menunjukkan siapa dan dimana ada orang gagah dan sakti yang dapat menandingi putranya.
Namun, tak seorang pun mampu menunjukkannya.
Seorang kakek tiba-tiba datang memberitahu bahwa ada orang yang dapat menandingi kegagahan Raden Kiansantang.
Orang itu adalah Sayyidina Ai yang tinggal jauh di Tanah Mekkah.
Sebenarnya, saat itu Sayyidina Ali telah wafat, namun kejadian ini dipertemukan secara ghaib dengan kehendak Allah Yang Maha Kuasa.
Kemudian, orang itu berkata kepada Raden Kiansantang, "Kalau memang Anda mau bertemu dengan Sayyidina Ali harus melaksanakan dua syarat: Pertama, harus mujasmedi dulu di ujung kulon. Kedua, nama harus diganti menjadi Galantrang Setra (Galantrang: berani, Setra: bersih, suci).
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR