Namun, Ploegman menolak, yang membuat perundingan memanas dan Ploegman mengeluarkan pistol sehingga terjadi perkelahian, yang berakhir Ploegman tewas dicekik oleh Sidik, yang kemudian tewas oleh tentara Belanda yang berjaga-jaga.
Soedirman dan Hariyono melarikan diri ke luar Hotel Yamato, sedang sebagian pemuda berebut naik ke atas hotel untuk menurunkan bendera Belanda.
Hariyono kembali ke dalam hotel dan terlibat dalam pemanjatan tiang bendera dan bersama Koesno Wibowo berhasil menurunkan bendera Belanda, merobek bagian birunya, dan mengereknya ke puncak tiang bendera kembali sebagai bendera Merah Putih.
Setelah insiden itu, kemudian meletuslah pertempuran pertama antara Indonesia melawan tentara Inggris pada tanggal 27 Oktober 1945, serangan kecil yang kemudian menjadi serangan umum yang memakan banyak korban jiwa di kedua belah pihak.
Jenderal DC Hawthorn pun meminta bantuan Presiden Soekarno untuk meredakan situasi, dan ditandatanganilah perjanjian gencatan senjata antara pihak Indonesia dan tentara Inggris pada tanggal 29 Oktober 1945.
Bentrokan bersenjata tersebut memuncak dengan terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, yang memimpin tentara Inggris untuk Jawa Timur, pada tanggal 30 Oktober 1945 sekitar pukul 20.30.
Mengutip wikipedia, mobil Buick yang ditumpangi Brigadir Jenderal Mallaby berpapasan dengan sekelompok milisi Indonesia akan melewati Jembatan Merah, yang terjadi kesalahpahaman sehingga terjadi tembak menembak yang berakhir dengan tewasnya Mallaby.
Disebutkan bahwa Mallaby tewas oleh tembakan pistol seorang pemuda Indonesia, yang tidak diketahui identitasnya, dan mobil yang ditumpanginya terbakar terkena ledakan granat, yang menyebabkan mayat Mallaby sulit dikenali.
Tentu saja, tewasnya Mallaby membuat pihak Inggris marah kepada Indonesia dan bearkibat pada keputusan pengganti Mallaby, Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh, yang kemudian mengeluarkan ultimatum 10 November 1945.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR