“Mulutku dibuka oleh Ptah, / ikatan mulutku dilepaskan oleh dewa kotaku. / Thoth telah dilengkapi dengan mantra, / melepaskan ikatan Seth dari mulutku. / Atum telah memberiku tanganku, / mereka berdiri sebagai penjaga. / Mulutku diberikan kepadaku, / mulutku dibuka oleh Ptah/ dengan pahat logam itu/ yang dengannya dia membuka mulut para dewa.”.
Makanan dan minuman untuk almarhum
Begitu orang yang meninggal ‘sadar’ kembali, maka dilakukan pengorbanan salah satu lembu yang telah makan selama prosesi pemakaman dilakukan.
Dibantu paha hewan (yang terkadang tidak nyata, tetapi alat yang berbentuk seperti ini), pendeta sem ‘membuka’ mata dan mulut mumi sebanyak empat kali.
Setelah itu, mulut orang mati itu dibuka kembali dengan kapak.
Karena almarhum sekarang sudah bisa makan dan minum, maka dia disuguhi serangkaian makanan dan segelas air.
Sementara itu, para pelayan menitipkan barang-barang kuburan di dalam makam.
Setelah ‘membersihkan’ perban yang menutupi mata dan mulut, salinan teks pemakaman ditempatkan (biasanya Kitab Orang Mati) di dalam peti mati dan dibawa ke ruang pemakaman.
Jika yang meninggal adalah firaun, maka peti matinya disimpan di dalam sarkofagus batu.
Ketika mereka pergi, maka kelompok yang bertanggung jawab atas semua tugas ini menghapus jejak mereka.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR