Sistem navigasi hidroakustik pasif tidak menimbulkan suara bising, tetapi kelemahannya adalah tidak dapat mendeteksi objek tidak bergerak yang tidak mengeluarkan suara.
"Sistem navigasi hidroakustik pasif hanya dapat mendeteksi hal-hal yang mengeluarkan suara. Jika objek di depan Anda tidak membuat suara apa pun, seperti kapal selam, Anda mungkin tidak akan tahu apa-apa sebelum tabrakan," kata Bryan Clark, mantan komandan kapal selam Angkatan Laut Amerika.
"Namun, kemungkinan kapal selam menabrak gunung bawah laut masih sangat rendah. Pegunungan bawah tanah biasanya ditandai secara permanen di peta. Dalam perang kapal selam, selalu ada rencana spesifik dan cermat yang disusun," kata Bryan Clark.
"Anda membutuhkan rencana dan peta wilayah operasi kapal selam. Anda perlu mengetahui informasi kedalaman di area yang akan dilewati kapal selam, di mana tidak ada risiko," katanyaa.
"Anda perlu mengetahui semuanya, apakah itu gunung bawah tanah, tumpukan peti kemas yang tenggelam, atau kapal karam. Anda harus mengarahkan kapal menjauh dari area yang memiliki banyak risiko," tegas Clark.
Beberapa ahli kapal selam mengatakan kepada CNN bahwa, dalam beberapa situasi yang tidak terduga, komandan kapal selam terpaksa mengubah rute aman yang telah ditentukan.
Pelaut yang mengemudikan kapal selam juga bisa membuat kesalahan, menyebabkan kecelakaan.
Source | : | 24h.com.vn |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR