Salah satunya adalah Necho dari Sais, berkuasa singkat sebagai raja pertama dinasti ke-26 sebelum terbunuh oleh pemimpin Kushite Tatuatamun, dalam perebutan kekuasaan yang tidak berhasil.
Dari Periode Terakhir sampai Penaklukan Alexander (664 - 332 SM)
Dimulai dengan anak Necho, Psammetichus, dinasti Saite menugasai Mesir yang bersatu kurang dari 2 abad. Pada 525 SM, Cambyses, raja Persia, mengalahkan Psammetichus III, raja Saite terakhir, dalam Pertempuran Pelusium, dan Mesir menjadi bagian dari Kekaisaran Persia.
Penguasa Persia seperti Darius (522 - 485 SM) menguasai negara itu secara besar di bawah kesepakatan yang sama sebagai raja asli Mesir: Darius mendukung kultus agama Mesir dan memperbaiki kuil-kuil serta bangunan-bangunannya.
Penguasa Xerxes yang tiran (486 - 465 SM) memicu pemberontakan melawannya dan penerus-penerusnya. Salah satu pemberontakan berhasil pada 404 SM, dimulainya satu periode terakhir dari kemerdekaan Mesir di bawah penguasa asli (dinasti 28-30).
Pada pertengahan abad ke-4 SM, Persia menyerang Mesir lagi, menghidupkan lagi kekaisaran mereka di bawah Ataxerxes III di 343 SM. Hampir 10 tahun kemudian pada 332 SM, Alexander Agung dari Macedonia mengalahkan pasukan Kekasiaran Persia dan menguasai Mesir.
Setelah kematian Alexander, Mesir dikuasai oleh garis raja-raja Macedonia, dimulai dengan jenderal Alexander Ptolemy dan dilanjutkan oleh keturunannya.
Penguasa terakhir Mesir Ptolemaic adalah Cleopatra VII yang menyerahkan Mesir kepada tentara Oktavianus (lalu Augustus) pada 31 SM. Enam abad dari kekuasaan Romawi berlangsung, saat itu Kristen menjadi agama resmi Roma dan provinsi-provinsi Kekaisaran Roma (termasuk Mesir).
Penaklukan Mesir oleh Arab pada abad ketujuh Masehi dan pengenalan Islam menjadi aspek terakhir yang meruntuhkan budaya Mesir Kuno dan membuat Mesir memasuki era baru.
KOMENTAR