Tentu saja insiden uji rudal hipersonik telah membuat para pejabat intelijen AS tercengang.
Mereka bahkan berkata, "China telah membuat kemajuan yang menakjubkan dalam pengembangan senjata hipersoniknya".
"Kami tidak tahu bagaimana mereka melakukan ini," kata seseorang yang mengetahui uji coba tersebut kepada FT.
Diketahui uji coba rudal hipersonik itu adalah perkembangan terbaru dalam perlombaan senjata yang mengerikan yang terjadi di Asia.
Ini karena ketegangan antara China dan Taiwan terus meningkat.
Bersama dengan China, Amerika Serikat (AS), Rusia, dan setidaknya lima negara lain sedang mengerjakan teknologi hipersonik, dan bulan lalu Korea Utara mengatakan telah melakukan uji coba rudal hipersonik yang baru dikembangkan.
Pada parade 2019, China memamerkan persenjataan canggih termasuk rudal hipersoniknya, yang dikenal sebagai DF-17.
Rudal balistik terbang ke luar angkasa sebelum kembali pada lintasan curam dengan kecepatan lebih tinggi.
Senjata hipersonik sulit untuk dihadapi karena mereka terbang menuju target di ketinggian yang lebih rendah tetapi dapat mencapai lebih dari lima kali kecepatan suara - atau sekitar 6.200 km per jam (3.850 mph).
Pentagon tidak mengomentari pengujian rudal hipersonik China, tetapi mengakui China sebagai 'tantangan kecepatan nomor satu' mereka.
"Kami telah memperjelas kekhawatiran kami tentang kemampuan militer yang terus dikejar China, kemampuan yang hanya meningkatkan ketegangan di kawasan dan sekitarnya," John Kirby, juru bicara Pentagon, mengatakan kepada Fox News.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR