China Langsung Bikin Satu Dunia Jantungan, Mendadak Negeri Panda Uji Coba Rudal Hipersonik Berkemampuan Nuklir, Bisa Serang Negara Mana Saja di Bumi dari Luar Angkasa!

Mentari DP

Editor

Rudal hipersonik punya China.
Rudal hipersonik punya China.

Intisari-Online.com - China kembali membuat dunia jantungan.

Bagaimana tidak, Chinadiam-diam menguji rudal hipersonik berkemampuan nuklir yang menakutkan.

Dilansir daridailymail.co.uk pada Senin (18/10/2021),rudal hipersonik itu sempatmengelilingi planet di orbit rendahsebelum kembali ke Bumi untuk menyerang targetnya.

Baca Juga: Setelah 19 Tahun, Akhirnya Indonesia Juara Piala Thomas, Kapten Hendra Setiawan:Saya Sangat Senang Sampai Tidak Tahu Harus Berkata Apa-apa

Diduga pengembangan teknologi rudal hipersonik itu akan mengatasi sistem rudal anti-balistik Amerika Serikat (AS).

Sebuah laporan dari Financial Times, yang mengutip lima sumber intelijen yang tidak disebutkan namanya, mengatakan militer China meluncurkan roket Long March pada Agustus yang membawa 'kendaraan luncur hipersonik' ke orbit rendah.

Roket itumengitari dunia sebelum turun menuju targetnya, yang meleset sekitar dua lusin mil.

Rudal hipersonik dapat mencapai kecepatan hingga 21.000 mph dan dapat menyerang di mana saja di Bumi dari luar angkasa dalam beberapa menit.

Sistem ini akan mampu mengatasi sistem pertahanan rudal anti-balistik AS yang berbasis di Alaska dan dipasang untuk menembak jatuh proyektil yang datang dari Kutub Utara - sistem China akan mampu menyerang AS dari selatan.

Baca Juga: Indonesia JuaraPiala Thomas 2020 Tapi Bendera Merah Putih Malah Tidak Bisa Dikibarkan, Rupanya Indonesia Sedang Dihukum Karena Lakukan Pelanggaran Ini

Tentu saja insiden uji rudal hipersonik telah membuat para pejabat intelijen AS tercengang.

Mereka bahkan berkata, "China telah membuat kemajuan yang menakjubkan dalam pengembangan senjata hipersoniknya".

"Kami tidak tahu bagaimana mereka melakukan ini," kata seseorang yang mengetahui uji coba tersebut kepada FT.

Diketahui uji cobarudal hipersonik ituadalah perkembangan terbaru dalam perlombaan senjata yang mengerikan yang terjadi di Asia.

Ini karena ketegangan antara China dan Taiwan terus meningkat.

Bersama dengan China, Amerika Serikat (AS), Rusia, dan setidaknya lima negara lain sedang mengerjakan teknologi hipersonik, dan bulan lalu Korea Utara mengatakan telah melakukan uji coba rudal hipersonik yang baru dikembangkan.

Pada parade 2019, China memamerkan persenjataan canggih termasuk rudal hipersoniknya, yang dikenal sebagai DF-17.

Rudal balistik terbang ke luar angkasa sebelum kembali pada lintasan curam dengan kecepatan lebih tinggi.

Senjata hipersonik sulit untuk dihadapi karena mereka terbang menuju target di ketinggian yang lebih rendah tetapi dapat mencapai lebih dari lima kali kecepatan suara - atau sekitar 6.200 km per jam (3.850 mph).

Pentagon tidak mengomentari pengujian rudal hipersonik China, tetapi mengakui China sebagai 'tantangan kecepatan nomor satu' mereka.

"Kami telah memperjelas kekhawatiran kami tentang kemampuan militer yang terus dikejar China, kemampuan yang hanya meningkatkan ketegangan di kawasan dan sekitarnya," John Kirby, juru bicara Pentagon, mengatakan kepada Fox News.

Baca Juga: Padahal Bisa Jadi Kesempatan Terakhir untukBongkar Rahasia Besar Asal Usul Virus Corona, Pemerintah China Malah Langsung Tolak Tim Khusus Buatan WHO, 'Kami Menolak!'

"Itulah salah satu alasan mengapa kami menganggap China sebagai tantangan langkah nomor satu kami."

Sikap China yang memanas terjadiketika militer China mengutukAS dan Kanada karena masing-masing mengirim kapal perang melalui Selat Taiwan pekan lalu.

Militer China mengatakan mereka mengancam perdamaian dan stabilitas di kawasan itu.

Apalagi China dan Taiwan kini terlibat ketegangan tingkat tinggi gara-garaChina mengirim sekitar 150 pesawat tempur ke zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan.

"Amerika Serikat dan Kanada berkolusi untuk memprovokasi dan menimbulkan masalah yang sangat membahayakan perdamaian dan stabilitas Selat Taiwan," kataKomando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China.

"Sebab Taiwan adalah bagian dari wilayah China."

Apalagi kapal-kapal Angkatan Laut AS telah transit di selat itu kira-kira setiap bulan.

Hal itulah yang memicu kemarahan Beijing, yang menuduh Washington memicu ketegangan regional.

Bahkan sekutu AS kadang-kadang juga mengirim kapal melalui selat itu, termasuk Inggris bulan lalu.

Baca Juga: Pantesan ChinaTegaskan Kekuatannya di Hadapan Taiwan, Terkuak IniPeringatan Xi Jinping yang Buat Militer China Harus Kerahkan Pasukan Militernya

Artikel Terkait