Intisari-Online.com-Timor Leste merupakan sebuah wilayah bekas jajahan Portugis.
Portugis pertama kali datang ke Timor Leste pada abad ke-16 atau sekitar tahun 1520.
Kedatangan Portugis untuk menjajah wilayah Timor Leste.
Belanda dan Jepang juga sempat datang ke Timor Leste untuk menguasai wilayah tersebut.
Dalam budaya Timor Leste, mereka memiliki kain Taisyang bisa dimaknai dari berbagai sisi.
Bagi masyarakat lokal, Kain Tais berkaitan dengan 'penyembuhan'.
Hal itu karena selama pengerjaan atau proses tenunnya bisa menjadi cara penting 'menyembuhkan trauma'masa lalu.
Seperti diketahui, sejarah negara termuda Asia Tenggara ini penuh dengan masa-masa kelam.
Timor Leste pernah dijajah ratusan tahun oleh Bangsa Portugis.
Wilayah ini juga pernah menjadi medan pertempuran antara Jepang dan Sekutu selama Perang Dunia II.
Kemudian jatuh ke tangan Jepang hingga diinvasi Indonesia.
Selain penting untuk menyembuhkan trauma, proses pembuatannya juga merupakan sarana kreatif masyarakat lokal.
Mengutipthekindcraft,produksi Kain Tais juga dapat dapat memberikan pekerjaan yang stabil bagi perempuan yang menghadapi masa depan yang tidak pasti.
Termasuk mereka yang menjanda, yatim piatu atau terasing dari keluarga mereka selama masa perang.
Mereka yang mampu mencari nafkah melalui tais juga dihormati, sebuah bukti hidup bahwa seorang perempuan dapat mengambil posisi kemandirian dan kepemimpinan dalam mengangkat keluarganya keluar dari kemiskinan.
Di Timor Leste, Kain Tais juga berfungsi dari sebagai mahar atau mas kawin dalam sebuah perkawinan.
Dimaknai sebagai harga yang harus ditebus untuk meminang anak orang.
Sementara itu, Kain Tais juga punya makna sendiri untuk tamu yang datang ke wilayah ini.
Kain Tais Timor Leste biasanya digunakan untuk menyambut tamu yang datang ke negara termuda Asia Tenggara ini.
Bagi tamu yang disambut dengan kain tradisional Timor Leste ini, ada makna mendalam di balik pemberiannya.
Selembar kain yang diberikan kepada tamu dimaknai sebagai pengikat tali persahabatan, persaudaraan, dan penghormatan terhadap tamu.
Itu merupakan makna bagi orang-orang yang membuat, menggunakan, hingga yang menerima kain ini.
Wujud Kain Tais sendiri juga punya makna mendalam, yaitu pada warna-warnanya.
Warna sangat simbolis dalam tenun tais, terutama warna bendera nasional Timor: merah, hitan, kuning, dan putih.
Merah untuk pengorbanan dan pembebasan, hitam untuk kemenangan, dan kuning untuk sisa-sisa kolonial bangsa, dan putih untuk cahaya perdamaian.
Warna yang dipilih untuk kain tergantung pada kesempatan di mana ia akan dikenakan, misalnya pernikahan dan pemakaman.
Meski, warna Kain Tais juga bisa mengikuti selera pasar.
Kain Tais yang diberikan oleh seorang wanita Timor kepada wanita lain juga bisa dimaknai sebagai tanda penghormatan atau permintaan maaf.
(*)