Advertorial

Tak Takut Menghadapi Hukuman Mati, Inilah Malaikat Maut Genghis Khan yang Justru Berbalik Jadi Jadi Tangan Kanannya untuk Menyerang Kekaisaran Khwarazm

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Intisari-Online.com- Jebe adalah seorang jenderal Mongolia terkemuka di bawah kepemimpinan Genghis Khan yangdulunya merupakanprajurit musuh.

Jebe kemungkinan lahir pada abad ke-12 dengan nama asli Zurgudai dari klan Besud.

Pada 1201, dia kemudian berpartisipasi dalam Pertempuran Tiga Belas, melawan Genghis Khan.

Kisah Jebe dan Panahnya

Baca Juga: Hulagu Khan: Kisah Cucu Genghis Khan yang Juga Seorang Penguasa Mongol di Iran Jadi Leluhur Iran Modern

Menurut salah satu versi cerita, Jebe berhasil melukai Genghis Khan dan kudanya dengan panah.

Genghis Khan memenangkan pertempuran dan ingin tahu pelaku yang melukainya.

Jebe akhirnya mengaku bahwa dirinyalah yang melukai Genghis Khan, dia bahkan tidak takut untuk dihukum mati.

Namun jika diberi kesempatan untuk hidup, dia akan mengabdikan hidupnya pada Genghis Khan.

Baca Juga: Ratusan Tahun Jadi Misteri, Kematian Genghis Khan Terungkap Lewat Sebuah Dokumen, Bagaimana Pemimpin Kejam Itu Mati dan Dimana Makamnya?

Bagaimanapun, Genghis Khan terkesan oleh prajurit yang kalah ini.

Lebih jauh, Genghis Khan lebih memilih untuk merekrutnya menjadi prajurit dan kemudian diberi nama Jebe.

Jebe sendiri dalam bahasa Mongolia memiliki arti 'panah.'

Jenderal Jebe

Baca Juga: Kesetiaan Bangsa Darkhad, 800 Tahun Jadi Penjaga Jiwa Genghis Khan Sejak Sang Panglima Berbaring di Ranjang Kematiannya

Jebe adalah seorang jenderal yang berkemampuan tinggi.

Pada 1204, Genghis Khan telah mengalahkan suku Naiman.

Mereka yang selamat dari pertempuran melarikan diri ke arah barat, berharap untuk dapat melarikan diri.

Menyadari bahwa suku-suku ini dapat membentuk aliansi baru yang berpotensi mengancam, Genghis Khan memutuskan untuk mengejar dan melenyapkan mereka.

Jebe adalah salah satu jenderal yang diberi tugas ini.

Baca Juga: Meminum Darah Kuda dan Minuman Keras Sudah Jadi Tradisi, Pasukan Mongol 'Pimpinan Genghis Khan' Bisa Lumpuhkan Musuh dengan Tangkas Seperti Saat Hadapi 80.000 Gerombolan Rusia

Selama beberapa tahun berikutnya, Jebe sibuk melacak para pelarian.

Namun, dia segera dipanggil kembali untuk berpartisipasi dalam kampanye melawan Dinasti Jin (1211).

Pada tahun 1215, ibu kota Jin, Zhongdu, jatuh ke tangan Mongol, dan Jebe dikirim ke barat sekali lagi.

Jebe ditugaskan untuk mengejar Kuchlug, pemimpin Naiman.

Pertempuran Sungai Kalka

Jebe juga merupakan bagian dari kekuatan yang dikirim untuk menyerang Kekaisaran Khwarazm.

Baca Juga: Temui Subutai, Si 'Anjing Perang' dari Kekaisaran Mongol Genghis Khan yang Jadi Komandan Militer hingga Kalahkan Banyak Musuh-musuh

Setelah Khwarazmians dikalahkan, dan kekaisaran mereka dihancurkan, Jebe dan Subutai diberi tugas memimpin pasukan ekspedisi di sekitar Laut Kaspia.

Bangsa Mongol menyerbu Azerbaijan, menyerbu Georgia, dan, bergerak di sepanjang pantai barat Laut Kaspia, memasuki stepa Rusia selatan.

Sepanjang jalan, orang-orang Mongol mengalahkan orang-orang Georgia, sebuah aliansi suku-suku Turki dari stepa, dan Cuman.

Rusia mengangkat pasukan, dan bersama dengan sekutu berusaha mengepung Mongol di tepian Sungai Dnieper.

Orang-orang Mongol, bagaimanapun, berpura-pura mundur ke arah timur.

Akibatnya, pengejaran pun dilakukan oleh orang-orang Rusia.

Baca Juga: Inilah Jalal ad Din Mingburnu, Satu-satunya Penguasa Terakhir Dinasti Khwarezmian Islam Sunni yang Ditakuti Genghis Khan, Berujung pada Pertempuran Indus 1221 yang Mematikan

Saat orang Rusia tiba di tepi Sungai Kalka,pasukan Mongol itu segera melakukan serangan.

Pada Pertempuran Sungai Kalka (1223) ini, orang-orang Rusia berhasil dihancurkan oleh bangsa Mongol.

Ini adalah pertemuan pertama Mongolia dengan Rusia dan membuka jalan bagi invasi mereka ke Eropa Timur 15 tahun kemudian.

Namun, Jebe harus meninggal dalam perjalanan pulang setelah ekspedisi yang sukses ini.

(*)

Artikel Terkait