Kisah Tragis Dokter Sebi, 'Herbalist' Kontroversial Asal Honduras yang Mengaku Bisa Menyembuhkan Penyakit Apapun, Pasiennya Termasuk Michael Jackson

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Dr Sebi atau Alfredo Bowman
Dr Sebi atau Alfredo Bowman

Intisari-Online.com - Sepanjang hidupnya, Dr. Sebi adalah penganut gaya hidup sehat, dia juga seorang vegas dan mempraktikkan “pengobatan alternatif.”

Sebi bahkan memiliki klien dari kalangan selebriti termasuk Michael Jackson dan John Travolta.

Namun bagaimana bisa Sebi akhirnya meninggal tanpa uang sepeser pun di sel penjara Honduras secara misterius pada tahun 2016?

Dr Sebi yang terlahir dengan nama asli Alfredo Bowman pada tahun 1933 di Ilanga, Honduras, dan pertama kali belajar tentang jamu dari neneknya, yang ia klaim sebagai "penyembuh tradisional."

Baca Juga: 'Pilihannya Hanya Bunuh Diri, Bekerja Sampai Mati, atau Hilang Sama Sekali', Kisah Perusahaan Jepang yang 'Bantu' Orang-orang yang Sudah Muak dengan Hubungan Antarmanusia

Sebi mempelajari semua tentang jamu dan obat-obatan secara otodidak, dan dia mempelajari berbagai tradisi dari Afrika, Amerika Tengah, dan Karibia.

Akhirnya, dia berimigrasi ke Amerika Serikat.

Saat tinggal di California, Sebi menderita penyakit diabetes, obesitas, dan disfungsi ereksi, namun gagal disembuhkan.

Kemudian, dia pergi ke Meksiko dan terhubung dengan Alfredo Cortez, yang dia anggap berhasil menyembuhkannya dari penyakit ini.

Baca Juga: Kisah Tragis Cinta Kaisar China dengan Yang Guifei, Wanita Paling Cantik dan Terkenal dalam Sejarah Kekaisaran Tiongkok, Begini Akhir Hidupnya

Penyembuhan Cortez lalu mengilhami Sebi untuk membuka praktik herbalisnya sendiri.

Dia kembali ke Honduras dan merumuskan"Makanan Sel Sebi.”

Pusatnya, USHA Research Institute, terletak di kota kecil La Ceiba, tetapi produknya dijual hampir secara eksklusif di Amerika Serikat.

Dan melalui produk-produk inilah dia mulai kedatangan klien dari kalangan selebriti.

Klien Selebriti dan Pseudoscience

Tidak butuh waktu lama bagi Sebi untuk menjadi populer.

Baca Juga: Kisah Pedih Otto Warmbier, Baru Lulus SMA dan Berniat Keliling Dunia, Malah Justru Disiksa Berbulan-bulan di Korea Utara Hanya Karena Simpan Hal Sepele Ini Jadi Suvenir

Kliennya termasuk Lisa Lopes, John Travolta, Eddie Murphy, dan Steven Seagal.

Tapi kliennya yang paling terkenal adalah Michael Jackson.

Pada tahun 2004, Sebi mengklaim bahwa ia berhasil menyembuhkan kecanduan Jackson terhadap obat penghilang rasa sakit, termasuk Demerol dan morfin.

Dia juga mengklaim menyembuhkan Jackson dari kecanduannya menggunakan program "Terapi Makanan Sel Bio-Elektrik Afrika", di mana saudara laki-laki Jackson, Randy, membayarnya kurang lebih Rp 140 juta.

Baca Juga: Terjun dari Menara Eiffel untuk Uji Parasutnya, Ini Kisah Tragis Franz Reichelt yang Nyawanya Melayang Akibat Penemuannya Sendiri

Pembayaran ini, bagaimanapun, masih kurang hingga dia kemudian menuntut Jackson sebesar Rp 1 miliar.

Dalam gugatannya, Sebi mengklaim bahwa dia merawat Jackson selama enam bulan.

Raymone Bain, humas Jackson, membantah klaim Sebi. "

Kami selalu menyatakan bahwa Tuan Sebi adalah teman Tuan Jackson dan dia tidak melakukan layanan profesional apa pun untuknya," katanya.

Seorang hakim akhirnya menolak gugatan itu pada tahun 2015.

Klaim Dr. Sebi tentang "Terapi Makanan Sel Bio-Listrik" juga didiskreditkan sebagai pseudosains oleh publikasi ilmiah terkemuka.

Sebuah studi ekstensif yang dilakukan oleh McGill University mengungkapkan bahwa beberapa klaim Sebi tidak memiliki dasar.

Pertama, Sebi mengklaim bahwa "diet basa" sangat penting untuk kesehatan yang baik.

Baca Juga: Kisah 38 Hari Penculikan Julius Caesar oleh Bajak Laut, Justru Bikin Para Perompak Kewalahan karena Tingkahnya Ini

Sementara diet itu sendiri - yang kaya sayuran dan rendah lemak jenuh dan kolesterol - sehat, "ilmu" di baliknya salah, karena pH darah tidak dapat diubah melalui perubahan pola makan.

Kedua, Sebi tidak menunjukkan pemahaman tentang teori kuman dan mengklaim bahwa gen Afrika beresonansi “pada getaran listrik yang lebih tinggi.”

Untuk melengkapi resonansi ini, Dr. Sebi menawarkan suplemen “Keseimbangan Bio-mineral Afrika” untuk dijual.

“Gen tidak beresonansi. Mereka adalah bagian dari DNA yang mengkode protein, bukan garpu tala. Terlebih lagi, tidak ada yang namanya gen Afrika,” tulis penelitian universitas tersebut.

“Gagasan tentang gen yang bergetar pada frekuensi tertentu yang menentukan kebutuhan makanan Anda adalah omong kosong belaka.”

Baca Juga: Sudah Dihuni Manusia Sejak 36.000 SM, DNA Purba Kini Mengubah Sejarah Jepang, Siapakah Orang-orang Suku Kofun yang Menulis Ulang Kisah Leluhur Jepang Ini?

Akhir Hidup

Pada Mei 2016, Sebi dan rekannya Pablo Medina Gamboa didakwa melakukan pencucian uang setelah pihak berwenang menemukan bahwa dia membawa lebih dari $ 37.000 dalam bentuk uang tunai yang tidak terhitung.

Dia segera diangkut ke penjara Honduras, di mana dia sedang menunggu dakwaan. Pada Juni 2016, Sebi jatuh sakit dan dibawa ke rumah sakit.

Dr Sebi meninggal karena komplikasi pneumonia pada 6 Agustus 2016 pada usia 82 tahun.

(*)

Artikel Terkait