Intisari-online.com - Jumlah senjata militer seperti bom nuklir memang dirahasiakan oleh sebagian besar negara.
Termasuk Amerika, yang menutupi jumlah hulu ledak nuklir miliknya hingga pemerintahan Donald Trump.
Namun, belakangan jumlah bom nuklir milik Amerika justru dibongkar oleh pemerintah Joe Biden.
Perilisan simpanan bom nuklir merupakan upaya AS untuk memulai kembali perundingan pengendalian senjata dengan Rusia, yang terhenti di era Trump.
"Meningkatkan transparansi di antara negara nuklir penting untuk upaya non proliferasi dan pelucutan senjata," jelas Washington.
Ini tak sesuai dengan pemerintah sebelumnya Donald Trump yang menarik AS dari beberapa perjanjian penting dunia.
Seperti Rencana Aksi Komperehensif Gabungan (JCPOA) yang dibuat untuk membantu menekan produksi nuklir Iran.
Trump meninggalkan Perjanjian Nuklir Jarak Menengah (INF) dan New Start Treaty dengan Rusia tahun lalu.
Perjanjian itu, padahal digunakan untuk membatasi kepemilikan senjata pemusnah massal yang dimiliki AS dan Rusia.
Sementara itu, dengan terbukanya Amerika untuk membuka kembali jumlah senjata nuklir miliknya.
Berapakah jumlah bom nuklir milik Amerika yang dimiliki saat ini?
Departemen Luar Negeri AS telah mengungkapkan jumlah senjata nuklir di negara itu.
Sebuah laporan yang dikeluarkan pada hari Selasa menunjukkan bahwa persediaan AS terdiri dari 3.750 hulu ledak nuklir pada September 2020.
Cadangan itu mencakup hulu ledak "aktif" dan "tidak aktif", laporan itu mencatat, menambahkan bahwa sekitar 2.000 hulu ledak tambahan saat ini sudah pensiun dan menunggu pembongkaran.
Pengungkapan tersebut, pertama kali dalam empat tahun, membalikkan kebijakan yang diperkenalkan oleh pemerintahan sebelumnya untuk mengklasifikasikan ukuran cadangan nuklir.
Amerika Serikat dan Rusia memiliki sebagian besar senjata nuklir dunia.
Menurut data terbaru oleh Federation of American Scientists, sebuah think tank yang berbasis di Washington, DC, lebih dari 90 persen hulu ledak nuklir global dimiliki oleh keduanegara itu.
Meski demikian, jumlah yang dimiliki AS tersebut, adalah yang terendah sejak menghadapi Uni Soviet dalam Perang Dingin 1967.
Militer Amerika bisa menumpuk bom nuklir hingga 31.255 unit.
Namun, dari semua senjata nuklir, kini AS berada di peringkat kedua menurut Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI).
Tahun 2021 Amerika memiliki 5.550 hulu ledak termasuk yang sudah kadaluarsa.
Sedangkan Rusia memiliki 6.255, China 350, Prancis 290, Inggris 225 unit.
Lalu, ada India, Pakistan, Israel, dan Korea Utara dengan 460 bom nuklir menurut SIPRI.