Denyut nadinya melambat menjadi sekitar 12 denyut per menit.
Petugas medis tidak memiliki harapan untuk hidupnya.
Mereka mengatakan kulitnya sangat keras sehingga mereka tidak bisa memasukkan jarum suntik untuk mendapatkan terapi Intravena.
Suhu tubuhnya terlalu rendah untuk menggunakan termometer. Mereka menyadari dia hampir mati.
Mereka mengenakan selimut listrik pada Jean untuk membantunya tetap hangat.
Sementara itu, keluarga Jean Hilliard berkumpul dalam doa, mengharapkan keajaiban.
Dua jam kemudian, menjelang tengah hari, dia mengalami kejang-kejang yang agresif dan sadar kembali.
Mendengar tentang putrinya, ibu Jean bergegas ke rumah sakit. Dia memegang tangan Jean dan terus memanggil namanya.
Setelah beberapa waktu, Jean mulai membuat suara dan akhirnya meminta segelas air.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR