Advertorial
Intisari-Online.com - Pada Senin (17/6/2019), suhu di dataran tinggi Dieng kembali mencapai titik minus satu derajat celsius.
Akibat kondisi tersebut, rumput serta daun-daun di area kompleks Candi Arjuna pun membeku menjadi es.
Bahkan, plastik dan atap bangunan yang terbuat dari ijuk terlihat memutih.
Embun yang membeku itu masih hanya terjadi di area Candi Arjuna di Desa Dieng Kulon.
Masyarakatsetempat menyebut fenomena itu sebagaibun upasalias embun beracun.
Bun upas menyebabkan seluruh permukaan tanah, rumput, pohon, hingga bangunan rumah dan candi menjadi putih laiknya tertutup salju.
Gejala bun upas telah disadari oleh warga sekitar.
Masyarakat Dieng mensinyalir gejala alam yang menandai munculnya fenomena tahunan itu.
Baca Juga: Sering Menatap Layar Ponsel ke Bawah, Kerangka Tengkorak Manusia Akan Berubah Menjadi Seperti Ini
Gejala itu meliputi suhu di dataran tinggi Dieng yang awalnya amat panas.
Kemudian cuaca berubah mendung kehitaman, namun tiada angin berhembus kencang.
Fenomena bun upas juga ditandai penurunan suhu yang drastis hingga membuat tubuh menggigil.
Secara kasat mata, embun beku menampilkan pemandangan yang cantik karena tanaman hijau berubah mengkristal bak salju.
Tetapi fenomena ini justru melahirkan kecemasan bagi petani di Dieng.
Bun upas oleh petani bahkan disebut embun beracun lantaran bisa merusak tanaman pertanian.
Tanaman produktif warga yang kebanyakan berjenis kentang pun terancam mati.
Petani harus siap menanggung rugi karena gagal panen.
Padahal, rata-rata tanaman kentang warga telah berusia antara 1 bulan hingga 2 bulan.
Saat terik tiba, es yang melapisi tanaman akan mencair atau pecah.
Saat itu, tanaman biasanya akan langsung layu.
Bun upas menyebabkan seluruh permukaan tanah, rumput, pohon, hingga bangunan rumah dan candi menjadi putih laiknya tertutup salju.
Baca Juga: Sering Makan Daging Merah Tingkatkan Risiko Kematian Dini? Simak Penjelasannya!