“Teknologi ini memiliki potensi untuk merevolusi medan perang masa depan bagi angkatan bersenjata kita," ungkap Shimon Fhima.
"Hal itu memungkinkan penuntutan target baru di wilayah darat, laut, dan udara dan memungkinkan komandan untuk memenuhi tujuan misi dengan cara baru."
"Kita harus mengeksploitasi dengan kecepatan teknologi mutakhir yang dikembangkan oleh para ilmuwan dan insinyur berbakat di seluruh Inggris untuk memanfaatkan manfaatnya."
Kementerian Pertahanan mengatakan senjata energi terarah memiliki potensi untuk memberi pasukan fleksibilitas ofensif dan defensif yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Itu juga sambil memotong biaya operasi dan mengurangi risiko kerusakan tambahan.
Serangkaian kontrak senilai sekitar 72,5 juta Poundsterling telah diberikan kepada konsorsium yang dipimpin oleh Thales dan Raytheon untuk mengembangkan sistem baru.
Uji coba ini akan berlangsung antara tahun 2023 dan 2025.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR