Keluarga Rowan memberi tahu Mason tentang larangan perbudakan California, dan begitu di San Bernardino, Mason menemukan komunitas orang California kulit hitam bebas yang setuju untuk mendukung pencariannya akan kebebasan.
Tapi butuh bertahun-tahun bagi Mason untuk melarikan diri dari Smith.
Audiensi Untuk Kebebasan Biddy Mason
Pada 19 Januari 1856, Biddy Mason mengajukan petisi ke Pengadilan Distrik Los Angeles.
Dia tidak hanya meminta kebebasannya, tetapi juga kebebasan 13 anggota keluarganya.
Itu bukan kasus yang mudah. Di bawah hukum California, orang kulit hitam tidak bisa bersaksi melawan orang kulit putih.
Tapi Hakim Benjamin Hayes setuju untuk tetap mendengarkan kasus itu.
Robert Smith, bagaimanapun, melakukan segala daya untuk menghentikan Mason memenangkan kasusnya.
Dia bahkan menyuap pengacara Mason untuk berhenti mewakilinya.
Tapi kemudian hakim mengetahui tentang penyuapan, dan Smith melarikan diri dari California.
Hakim Hayes memutuskan mendukung Biddy Mason, memberikan kebebasan kepadanya dan 13 kerabatnya.
Dia mengatakan bahwa Mason “harus dibiarkan mengejar kebebasan dan kebahagiaan mereka sendiri.”
Setelah mendapatkan kebebasannya, Mason dan keluarganya pindah ke Los Angeles, yang saat itu merupakan komunitas kecil dengan 2.000 orang.
Putri tertua Mason menikah dengan putra Robert Owens, yang membantu mereka semua lolos dari perbudakan.
Menjadi Keluarga Kulit Hitam Terkaya Di LA
Sebagai wanita bebas, Biddy Mason memiliki pengaruh besar di Los Angeles.
Meskipun dia mulai buta huruf dan miskin di sana, Mason segera membangun kerajaan bisnis.
Bersama dengan Dr. John Strother Griffin, yang dikenal sebagai “Bapak Los Angeles Timur,” Mason menjadi perawat dan bidan penuh waktu.
Mason juga berteman dengan Pio Pico, gubernur California terakhir di Meksiko.
Pico mendorong Mason untuk membeli properti begitu dia menabung cukup uang dan investasinya segera terbayar.
Dia terus membeli properti di jantung pusat kota LA, dengan cepat mengumpulkan banyak uang.
Dia menjadi salah satu dermawan terbesar di LA abad ke-19.
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR