Rencana Kapal Selam Nuklir Australia Bikin China Mencak-Mencak, Pejabat Tinggi China Ini Bongkar Bahaya Aliansi AUKUS Bagi Dunia

May N

Editor

Kapal selam nuklir HMS Talent milik Angkatan Laut Inggris
Kapal selam nuklir HMS Talent milik Angkatan Laut Inggris

Intisari-Online.com -Pakta AUKUS antara Amerika Serikat, Inggris dan Australia disebut-sebut membawa bahaya untuk perdamaian wilayah dan tatanan internasional.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri China Wang Yi.

Mengutip abc.net.au, Wang Yi membuat komentar tersebut saat ikut mengepalai ronde terbaru dialog strategis tingkat tinggi antara China dan Uni Eropa bersamaan dengan kepala hubungan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell, menurut pernyataan dari kementerian luar negeri.

China berulang kali mengecam pakta AUKUS, yang akan memberikan Canberra kapal selam nuklir.

Baca Juga: Pada Akhirnya Dunia Tak Perlu Lagi Risau dengan Rencana Australia Bangun Kapal Selam Nuklir, Laut Bakal Berubah Transparan pada 2050, Kapal Selam Tak Lagi Jadi 'Predator Puncak' di Medan Pertempuran

Komentar Wang Yi datang saat juru bicara menteri luar negeri Hua Chinying juga mempertanyakan apakah Australia peduli memperbaiki hubungan dengan China.

"China punya penilaian sendiri terkait apakah Australia benar-benar tulus memperbaiki hubungan dengan China, atau apakah mereka mengatakan satu hal sambil melakukan hal lain di belakang layar, atau bahkan blak-blakan menusuk dari belakang," ujar Hua.

"Kami harap pihak Australia akan mengambil aksi praktis untuk menciptakan kondisi pulihnya dan perbaikan hubungan antara dua negara."

Hubungan dua negara memburuk setelah beberapa isu muncul selain kesepakatan kapal selam nuklir, termasuk investigasi mencari asal-usul Covid-19, perang dagang dan keamanan wilayah.

Baca Juga: Saat Seluruh Dunia Ketar-ketir Akibat Australia Bakal Miliki Kapal Selam Nuklir, Negara Asia Ini Malah Kegirangan Sambut Australia dengan Senjata Barunya

Duta Besar China untuk Inggris bergabung

Tak lama setelah pernyataan Hua, duta besar China untuk London mengatakan bahwa upaya asing untuk menahan atau mengepung China akan selalu gagal, dan negara-negara besar harus menghindari pemikiran kolonial yang dapat mengarah pada konfrontasi dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Duta Besar Zheng Zeguang, berbicara pada upacara untuk merayakan ulang tahun ke-72 China, mengatakan Partai Komunis telah membuang penindas asing dan membangun kembali China dengan mengangkat lebih dari 770 juta orang keluar dari kemiskinan selama setengah abad.

"Upaya untuk menahan atau mengepung China tidak pernah berhasil di masa lalu dan akan selalu menjadi mimpi kosong di masa depan," kata Zheng.

Baca Juga: Baru Saja Jadi Buah Bibir Dunia Karena Dibantu AS-Inggris Untuk Dapatkan Kapal Selam Nuklir, Militer Australia Tiba-tiba Sambangi Negara Asia Tenggara Ini Untuk Bicarakan Hal Ini

"Tidak ada yang bisa menghentikan orang-orang China untuk membuat kemajuan lebih lanjut."

Dia menyarankan kekuatan besar menolak "mentalitas kolonial" dan "gerakan lain yang mengarah pada perpecahan atau konfrontasi."

Amerika Serikat dan sekutunya sedang mencari cara untuk melawan kekuatan dan pengaruh China yang semakin besar, khususnya pembangunan militernya, tekanan terhadap Taiwan dan pengerahan di Laut China Selatan yang diperebutkan.

Pada hari yang sama, Presiden China Xi Jinping mengatakan dia ingin meningkatkan kumpulan ilmuwan dan intelektual berbakat di China yang memiliki "kecenderungan politik yang benar" dan dijiwai dengan perasaan patriotik untuk melayani bangsa mereka, seperti dilaporkan kantor berita Xinhua.

Baca Juga: Ditahan Sekian Lama, China Sebut Bakal Gunakan Senjata Nuklir Pertama Gegara Kesepakatan Aukus, Kecuali...

China bertujuan untuk meningkatkan investasi dalam penelitian dan pengembangan pada tahun 2025 dan kemampuannya untuk memelihara bakat domestik pada tahun 2030, papar Xinhua, mengutip komentar yang dibuat oleh Presiden Xi pada konferensi dua hari di Beijing.

Membina bakat intelektual, terutama di bidang sains, telah menjadi prioritas yang lebih mendesak bagi China karena Amerika Serikat semakin menutup pintunya bagi pelajar dan cendekiawan China yang mempelajari topik sensitif dan membatasi ekspor teknologi ke, dan berbagi ide dengan, saingan strategisnya.

"(Kita harus) bersikeras pada kecenderungan politik yang benar, terus meningkatkan karya intelektual, menginspirasi orang-orang berbakat untuk merasakan patriotisme yang mendalam, terus maju dan melayani negara," kata Xi.

Artikel Terkait