Intisari-Online.com – Masyarakat Indonesia, terutama Jawa, mengenal istilah Primbon Jawa.
Primbon merupakan kitab warisan leluhur Jawa yang berorientasi pada relasi antara kehidupan manusia dan alam semesta.
Primbon berfungsi sebagai pedoman untuk menentukan sikap dalam suatu tindakan dalam kehidupan kita.
Catatan dalam Primbon Jawa digunakan sebagai pedoman atau arahan dalam rangka mencapai keselamatan dan kesejahteraan lahir-batin.
Isi primbon Jawa sebagian besar berisi bahasan mengenai perhitungan, perkiraan, peramalan nasib, peramalan watak manusia, dan lainnya.
Perhitungan serta ramalan yang beragam itu menggunakan penangalan atau kalender sebagai dasarnya yang terdiri dari gabungan hari dan pasaran, yang disebut sebagai weton.
Perhitungan waktu dengan menggunakan kalender Jawa ini juga digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya untuk menentukan waktu bercocok tanam atau acara peringatan, termasuk dalam mendirikan rumah atau memasang atap rumah, dsb.
Menurut Kitab Primbon Betaljemur Adammakna, inilah pertanda bila mendirikan, memasang atap, dan memindah rumah bila dilakukan pada bulan Jawa berikut:
1. Sura:
Bila mendirikan rumah, akan mendapat susah, kebakaran, atau cepat pindah. Bila memasang genteng, selalu ada huru-hara. Bila memindah rumah, tidak bisa tidur nyenyak.
2. Sapar:
Bila mendirikan rumah, akan banyak temannya, tapi mengalami kerusakan. Bila memasang genteng, banyak orang berbakti. Bila memindah rumah, akan banyak orang takut.
3. Rabiulawal:
Bila mendirikan rumah, akan selamat dan tulus. Bila memasang genteng, akan selamat, banyak yang mengasihi.
4. Rabiulakhir:
Bila mendirikan rumah akan sesakitan dan keduanya cepat mati. Bila memasang genteng, cepat ada yang mati. Bila memindah rumah, banyak halangannya, akan terjadi kerusakan dan mati keduanya.
5. Jumadilawal:
Bila mendirikan rumah, banyak usahanya orang lain. Bila memasang genteng, akan banyak yang mengabdi tapi sering mendapat malu. Bila memindah rumah, akan sesakitan.
6. Jumadilakhir:
Bila mendirikan rumah, akan sering didatangi saudara, dapat kesenangan, tapi tak lama, dan sering sesakitan. Bila memasang genteng, akan sesakitan. Bila memindah rumah di belakang hari akan mendapat kejelekan dan sesakitan.
7. Rejeb:
Bila mendirikan rumah, tidak baik tapi tulus, memelihara binatang berkaki empat. Bila memasan genteng, segala sesuatu selalu salah. Dan bila memindah rumah akan mendapat kekayaan.
8. Ruwah:
Bila mendirikan rumah, akan ditakuti sesamanya, tapi miskin. Bila memasang genteng, dikasihi orang banyak selamat, tapi miskin. Bila memindah rumah, dikasihi sesamanya.
9. Puasa:
Bila mendirikan rumah, akan kaya harta. Bila memasang genteng, akan lebih baik. Bila memindah rumah, akan sering mendapat harta benda.
10.Sawal:
Bila mendirikan rumah, sering berpindah jauh dan berkelahi. Bila memasang genteng, banyak yang mensabotase. Bila memindah rumah, cepat kebakaran, dibunuh orang.
11. Dulkaidah:
Bila mendirikan rumah, akan kaya rezeki suci. Bila memasang genteng, akan sering disiksa saudaranya, selalu marah. Bila memindah rumah, akan dikasihi atasan, tapi sering disiksa saudaranya.
12. Besar;
Bila mendirikan rumah, akan kaya kerbau sapi, segalanya selamat. Bila memasang genteng, akan mendapat harta. Bila memindah rumah, akan mendapat kerbau sapi.
Anda boleh tidak percaya 100 persen, tetapi ini dapat menambah pengetahuan kita saja dalam mengenal kebudayaan daerah di tanah air kita.
Bagaimana pun melestarikan kebudayaan ini adalah tugas kita sebagai generasi penerus bangsa. (ktw)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari