Intisari-Online.com – Jangat kaget, bila Anda seorang wanita yang memasuki usia 40 tahun, mungkin Anda akan mengalami rasa panas, uban di bawah sana, dan kabut otak yang membuat frustasi.
Ketika mulai berusia 40 tahun, mungkin Anda menemukan diri Anda menggunakan kacamata pertama kalinya untuk membaca tulisan yang sangat halus.
Tapi, itu hanyalah permulaan.
Dengan semakin mendekat pada menopause, maka tubuh dan pikiran seorang wanita mulai mengalami serangkaian perubahan, yang terkadang membuat frustasi, tidak nyaman, dan benar-benar aneh, jika dibiarkan.
Baca Juga: Ayo Sadar Usia, Memasuki Usia 40 Tahun Kurangilah 5 Makanan Ini, Tidak Sehat!
Ada banyak rasa malu yang tidak perlu di sekitar aspek rasa tidak nyaman dari proses penuaan.
Namun, meskipun mungkin Anda tidak merasa begitu senang dengan perubahan yang Anda alami, ketahuilah hal itu dan cara mengatasinya agar dapat membantu menenangkan perasaan tidak nyaman apa pun.
Berikut ini delapan perubahan yang sering terjadi pada wanita memasuki usia 40 tahun, melansir dari prevention:
Baca Juga: Melonjak 14 Persen, Pasien ICU Covid-19 di Brasil Kini Didominasi Usia 40 ke Bawah, Kok Bisa?
1. Kabut otak yang selalu ada
Jika akhir-akhir ini Anda sangat pelupa atau mencari sesuatu yang salah tempat, jangan panik dan anggap saja itu adalah demensia dini.
Menjadi pelupa saat mendekati menopause adalah hal yang nyata.
Menjalani kehidupan yang sibuk juga dapat berkontribusi pada hal tersebut.
Cara mengatasinya, jika itu membuat pikiran Anda tenang, cobalah temui dokter Anda.
2. Kandung kemih bocor
Kehamilan, persalinan, dan menopause, semuanya bisa memberikan andil pada hilangnya kontrol kandung kemih pada wanita.
Perasaan harus segera kencing juga sesekali terjadi ketika batuk, bersin, atau tertawa, dan ini mempengaruhi sekitar 40 persen wanita di atas usia 40 tahun.
3. Rambut rontok
Sepanjang hidup kita, jumlah rambut yang kita miliki berfluktuasi.
Rambut yang lebih lebat dan lebih sehat umum dialami selama kehamilan, namun folikel rontok setelah bayi lahir.
Karena perubahan hormon, kerontokan rambut juga bisa terjadi saat mendekati menopause.
Untuk mengatasinya, ada sejumlah produk yang dapat digunakan untuk menambah volume pada rambut.
Namun, jika Anda kehilangan banyak rambut, sebaiknya mengunjungi dokter kulit yang akan meresepkan obat untuk merangsang pertumbuhan rambut.
4. Rambut tumbuh di wajah
Seiring bertambahnya usia wanita, maka kadar estrogen menurun dan kadar testosteron meningkat, yang bisa menyebabkan pertumbuhan rambut di wajah, dagu, buku-buku jari, dan jari kaki.
Yang terburuk, ketika Anda melihat kaca spion, dan ternyata Anda memiliki janggut yang lebat.
Untuk mengatasinya, bila ingin mencabuti rambut yang tidak diinginkan, cobalah di bawah cahaya alami.
Ada juga solusi lain, seperti pemutihan, waxing, menghilangkan dengan laser, elektrolisis, atau krim menghilangkan rambut.
5. Munculnya uban di bawah sana
Uban adalah bagian dari penuaan, tetapi apakah harus muncul di mana-mana? Rupanya, ya!
Rambut berubah di bawah sana bisa sangat memalukan bila pasangan mengetahui, ini umumnya terjadi pada wanita di atas usia 50 tahun.
Untuk mengatasinya, Anda bisa mencabut rambut beruban di bawah sana, tetapi jika sebagian besar rambut Anda beruban, apakah Anda akan mencabuti semuanya?
Jika hal tersebut membuat Anda tidak nyaman, pertimbangkan melakukan waxing.
Bila berniat mewarnainya, jangan gunakan produk untuk rambut di kepala Anda, karena mengandung bahan kimia keras.
Pilih pewarna yang memang dirancang untuk bagian bawah dengan warna alami.
6. Rasa panas pada tubuh
Hingga 80 persen wanita mengalami hot flash (rasa panas) selama menopause, dan penelitian menunjukkan, bahwa pada beberapa wanita panas dapat bertahan selama 7 hingga 11 tahun.
Untuk mengatasinya, Anda bisa mendiskusikan masalah hot flash ini dengan dokter Anda, yang mungkin menyarankan terapi pengganti hormon.
Namun, ini terkadang disertai risiko, termasuk peningkatan kemungkinan pembekuan darah, serangan jantung, stroke, dan kanker payudara.
Obat non-hormonal, termasuk beberapa antidepresan, juga bisa membantu.
Untuk solusi sederhana, Anda bisa menggunakan pakaian kasual sehari-hari dari bahan yang membuat Anda tetap sejuk dan kering.
7. Seks mungkin menjadi tidak nyaman
Ada banyak alasan mengapa hal ini terjadi pada usia 40 tahun, tetapi penyebab utamanya adalah kekeringan pada bagian intim wanita.
Seiring bertambahnya usia, hormon estrogen mulai menurun, dan itu menyebabkan hubungan seksual menyakitkan dan hilangnya hasrat.
Untuk mengatasinya, sejumlah cara bisa memerangi seks yang menyakitkan atau dispareunia.
Jika masalahnya ringan, coba gunakan pelembab atau pelumas bagian intim yang dijual bebas, atau gunakan minyak kelapa organik.
Tetapi jika itu tidak menyelesaikan, tanyakan pada dokter, yang mungkin menyarankan penggunaakn krim estrogen.
Yang terpenting adalah berkomunikasi dengan pasangan agar membantu melakukan lebih banyak foreplay dan sedikit melambat.
Pastikan pula Anda dapae meningkatkan gairah sebelum hubungan intim dimulai karena akan sangat membantu aliran darah dan pelumasan.
8. Gairah seks mungkin hilang
Mengalami rasa sakit saat berhubungan intim bukan satu-satunya alasan wanita menghindar dari kamar tidur seiring bertambahnya usia.
Stres menjadi faktor utama rendahnya minat berhubungan intim.
Untuk mengatasinya, Anda bisa memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan bahwa keinginan berhubungan intim yang berkurang bukan tanda bahaya masalah medis lain, seperti ketidakseimbangan tiroid atau penyakit jantung.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari