Pantesan Kemanjuran Vaksin Sinovac Mulai Dipertanyakan, Peneliti Ungkap Fakta Mengejutkan Antibodi Orang yang Menerima Vaksin Sinovac

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Sinovac tak disebut Bappenas sebagai vaksin dengan efikasi tinggi, yang saat ini dibutuhkan Indonesia dalam mengendalikan Covid-19 di bulan ini.
Sinovac tak disebut Bappenas sebagai vaksin dengan efikasi tinggi, yang saat ini dibutuhkan Indonesia dalam mengendalikan Covid-19 di bulan ini.

Intisari-online.com - Belakangan vaksin asal China Sinovac mulai diragukan kemanjurannya.

Terutama di Asia, vaksin ini telah menjadi vaksin utama yang hampir digunakanuntuk melawan penyebaran Covid-19.

Di seluruh Asia vaksin China telah memainkan peran penting dalam mengimunisasi orang terhadap Covid-19.

Jutaan orang telah menerima dosis vaksin asal China ini.

Baca Juga: Saat Seluruh Dunia Berebut Dapatkan Dosis Vaksin Covid-19, Korea Utara Malah Tolak Mentah-Mentah 3 Juta Dosis Vaksin dari China, Alasannya Sunggguh Bijak

Namun dalam beberapa minggu terakhir, kekhawatiran telah berkembang tentang kemanjurannya.

Beberapa negara Asia yang menjadikan vaksin Cina sebagai papan kunci dalam program imunisasi mereka telah mengumumkan bahwa mereka akan menggunakan suntikan lain.

Langkah tersebut telah menimbulkan pertanyaan, tidak hanya tentang apakah vaksin China dapat dipercaya, tetapi juga tentang upaya diplomasi vaksin di Asia.

Selain itu mari kita lihat hasil penelitian mengenai antibodi dan kemanjuran vaksin buatan China tersebut.

Baca Juga: Pantesan Mati-Matian Tuduh Laboratorium Wuhan Sebagai Biang Keladi Covid-19, Media Chian Ini Malah Bocorkan Insiden Fatal Justru Terjadi di Laboratorium di Amerika Ini, Namun Tak Pernah Disorot

Dalam uji klinis di seluruh dunia, vaksin virus tidak aktif Sinovac dan Sinopharm telah terbukti 50% hingga 79% efektif dalam mencegah infeksi Covid yang bergejala.

Tetapi mereka masih sangat efektif dalam mencegah rawat inap atau kematian akibat Covid-19.

Penelitian menemukansuntikan Sinovac 100% efektif di Brasil dan 96 hingga 98% efektif di antara pekerja medis Indonesia.

Fakta bahwa masih banyak terobosan infeksi pada orang yang divaksinasi lengkap dapat disebabkan oleh beberapa faktor, kata ahli epidemiologi Profesor Benjamin Cowling, dari Universitas Hong Kong.

Salah satunya adalah bahwa vaksin China, seperti banyak vaksin lainnya, dapat berkurang kemanjurannya seiring waktu.

Sebuah penelitian di Thailand yang dirilis minggu ini menemukan bahwa antibodi pada mereka yang divaksinasi penuh dengan Sinovac menurun setengahnya setiap 40 hari.

Baca Juga: Kabar Gembira Bagi Indonesia, Semakin Banyak Vaksin yang Datang Ke Indonesia, Salah Satunya Vaksin Janssen dari Belanda Ini, Apa Bedanya dari Vaksin Lain?

Menurut uji klinis, kumpulan data yang terkumpul lebih kecil dibandingkan dengan infeksi dunia nyata.

Terutama di Indonesia yang mengalami peningkatan jumlah infeksi harian dalam puluhan ribu.

Bisa juga karena varian Delta yang lebih menular, yang telah terdeteksi pada 60% kasus baru-baru ini di Indonesia dan 26% kasus di ibu kota Thailand, Bangkok.

Belum ada data publik tentang kemanjuran vaksin China terhadap salah satu varian Covid-19.

Tetapi studi pendahuluan telah menyarankan bahwa vaksin virus yang tidak aktif, seperti Sinopharm dan Sinovac, dapat menawarkan perlindungan 20% lebih sedikit terhadap varian Delta daripada terhadap virus asli, menurut Prof Cowling.

Tidak ada vaksin yang sepenuhnya efektif dalam mencegah infeksi Covid, katanya.

Baca Juga: Tak Perlu Suntikan Booster, Ilmuwan Temukan Vaksin Penyakit Sejuta Umat Ini Justru Bisa Ampuh Jika Dikombinasikan dengan Vaksin Covid-19

Meskipun vaksin China "tidak 100% efektif, mereka masih menyelamatkan banyak nyawa.

Para ahli menekankan bahwa infeksi terobosan tidak berarti vaksin tidak ada gunanya, karena imunisasi membantu menghentikan orang dari sakit parah dengan Covid-19.

Juga belum ada laporan tentang terobosan infeksi di China, di mana lebih dari 630 juta telah mengambil setidaknya satu suntikan vaksin China.

Tidak diketahui berapa banyak dari mereka yang divaksinasi dengan dosis lengkap.

Tetapi virus itu diperkirakan dikendalikan di China, yang melaporkan tingkat infeksi harian yang rendah dan telah bergerak cepat untuk mengurangi penularan lokal.

Artikel Terkait