Intisari-Online.com -Rusia meluncurkan latihan militer berskala besar yang digelar 10-16 September 2021.
Bagaimana tidak besar, pesertanya saja mencapai 200 ribu personel.
Rupanya, latihan militer ini diinisiasi Rusia bersama Belarusia, dan seluruh personel berasal dari 9 negara.
Nama latihan militer ini adalah Zapad-2021.
Pembukaannya dilakukan Jumat (10/9) di tempat pelatihan Mulino, wilayah Nizhny Novgorod, Rusia.
Dilansir dari Kontan.co.id dari Sputnik News, latihan militer Zapad-2021 akan melibatkan 200 ribu personil tentara, lebih dari 80 unit pesawat tempur dan 760 peralatan militer lain.
Ada 9 tempat di Rusia dan 5 tempat di Belarusia digunakan untuk latihan, dan kepala staf umum angkatan bersenjata kedua negara menjadi pemimpin katihan tersebut.
Negara lain yang ikut adalah Armenia, India, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Mongolia, Pakistan, dan Sri Lanka.
Sergei Shoigu Menteri Pertahanan rusia mengatakan, latihan kali ini melibatkan penggunaan penerbangan militer secara ekstensif.
Beragam skenario pertempuran udara yang sulit akan dicoba.
"Lapangan terbang, landasan helikopter, dan peralatan penerbangan yang akan digunakan dalam latihan harus sepenuhnya sesuai dengan persyaratan keselamatan," kata Shoigu.
Ukraina terancam
Latihan militer ini ternyata mengancam keamanan Ukraina, seperti disampaikan Kepala Dinas Keamanan Ukraina Ivan Bakanov.
Agustus lalu, Menteri Luar Negeri Latvia Edgars Rinkevics sudah menyatakan ketakutannya atas pelaksanaan Zapad-2021.
Rinkevics menilai latihan itu bisa melahirkan insiden yang tidak diinginkan antara NATO dan Rusia.
"Anda mengalami krisis perbatasan, Anda mengadakan latihan militer besar di dekat negara-negara NATO, Anda terus meningkatkan kehadiran di pihak kami, Lithuania, Estonia, dan Polandia. Tentu ini saja ini bisa memicu insiden," ungkap Rinkevics.
Negara Balkan lain juga sudah membahas cara memantau latihan Zapad-2021 itu.
Komandan Pasukan Pertahanan Estonia Martin Herem dan Kepala Staf Umum Polandia, Rajmund Andrzejczak, secara khusus sudah membahas keamanan regional Estonia.
Presiden Andrzej dari Polandia baru-baru ini menandatangani dekrit mengenai penerapan keadaan darurat di beberapa bagian negara itu.
Dekrit tidak hanya terkait masuknya migran di perbatasan dengan Belarusia, tapi juga terkait latihan militer Belarusia dan Rusia.