Suoneto mengatakan hubungan AS-Indonesia telah stagnan dalam empat tahun di bawah Trump, di mana para pemimpin kedua negara tidak pernah bertemu secara langsung, meskipun Luhut Pandjaitan, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, bertemu dengan Trump pada pertengahan November tahun lalu ketika delegasi Indonesia mendapatkan komitmen pembiayaan infrastruktur senilai US$750 juta dari AS.
Analis kebijakan luar negeri menambahkan bahwa Indonesia dapat memanfaatkan janji pemerintahan Biden untuk meningkatkan komitmennya dengan negara-negara Asia-Pasifik, termasuk Indonesia, “dengan meningkatkan kerja samanya dengan AS, terutama dalam perdagangan dan investasi”.
“Kelanjutan komitmen infrastruktur sangat penting bagi hubungan bilateral,” kata Suoneto. “Jika ada perubahan komitmen [dari AS], itu akan memengaruhi persepsi Indonesia tentang Washington.”
Volume perdagangan antara AS dan Indonesia tahun lalu mencapai lebih dari US$27 miliar, meskipun ini dikerdilkan oleh US$71,4 miliar antara negara Asia Tenggara dan China, yang sekarang menjadi mitra dagang terbesar dan investor asing terbesar kedua.
Namun, hubungan China dengan Indonesia tidak semuanya mulus, dengan bentrokan berulang antara kedua belah pihak di perairan dekat Kepulauan Natuna yang dikuasai Jakarta dalam beberapa tahun terakhir.
Indonesia adalah bukan-penggugat dalam Laut China Selatan, tetapi bagian dari zona ekonomi eksklusifnya di Laut Natuna Utara berada dalam apa yang disebut sembilan garis putus-putus China di jalur air yang disengketakan.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR