Intisari-Online.com - Ketika Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bertemu dengan menlu Amerika Antony Blinken di Washington bulan lalu, dia mengatakan bahwa Jakarta telah memasuki "era baru hubungan bilateral" dengan Amerika Serikat.
Indikasi hubungan yang lebih erat ini muncul setelah Retno dan Blinken meluncurkan “dialog strategis” antara kedua negara untuk menghidupkan kembali kemitraan strategis AS-Indonesia yang disepakati pada tahun 2015, yang sebagian besar ditinggalkan selama pemerintahan Trump, seperti melansir SCMP, Minggu (5/9/2021).
Dalam kunjungan baru-baru ini ke Asia Tenggara, Pejabat senior pemerintahan Biden melewatkan Indonesia dalam kunjungan mereka.
Padahal, Wakil Presiden Kamala Harris bulan lalu mengunjungi Singapura dan Vietnam, dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pada bulan Juli melakukan perjalanan ke negara-negara tersebut serta Filipina.
Indonesia, yang dipandang sebagai pemimpin de facto dari ASEAN, diabaikan pada kedua kesempatan itu.
Itu merupakan sebuah langkah yang digambarkan oleh The Jakarta Post dalam editorialnya sebagai “penghinaan”.
Namun, Thomas Noto Suoneto, analis dari Komunitas Kebijakan Luar Negeri Indonesia (FPCI), mengatakan hubungan bilateral kedua negara lebih kuat di bawah Presiden AS Joe Biden daripada selama masa jabatan pendahulunya, Donald Trump.
“Saya pikir komitmen AS untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan negara-negara di kawasan tidak bisa hanya dilambangkan dengan kunjungan [Harris]. Sebelumnya, ada beberapa pertemuan penting antara pejabat Indonesia dan AS,” katanya.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR