Intisari-Online.com - Kekacauan di Afghanistan tidak berakhir begitu saja setelah Taliban berhasil menguasai ibu kota negara itu.
Mengutip Kompas.com, pada Senin (30/8/2021), menurut sejumlah saksi dan sumber keamanan, beberapa roket ditembakkan ke bandara Kabul, Afghanistan.
Roket-roket beterbangan di langit Kabul kurang dari 48 jam sebelum Amerika Serikat (AS) menyelesaikan penarikan pasukannya dari Afghanistan.
Seorang petugas keamanan yang bekerja di pemerintahan Afghanistan mengatakan, roket-roket itu ditembakkan dari sebuah kendaraan di Kabul utara.
Suara sistem pertahanan anti-rudal bandara dapat didengar oleh penduduk setempat, yang juga melaporkan pecahan roket jatuh ke jalan, menunjukkan setidaknya satu roket telah dicegat.
Asap terlihat membubung di atas gedung-gedung di utara, di mana Bandara Internasional Hamid Karzai berada.
Kelompok Taliban berhasil menduduki ibu kota Afghanistan sejak Minggu (15/8/2021) lalu, memicu banyak orang ingin segera keluar dari negara itu.
Kekhawatiran masih belum hilang dari konflik yang terjadi di Afghanistan, ditambah dengan ISIS yang juga menimbulkan ancaman setelah terjadinya serangan bom beberapa waktu lalu.
Ketika kekhawatiran terhadap konflik di Afghanistan belum juga berakhir, juru bicara Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan H Purwanto mengatakan, saat ini pihaknya telah menyusup masuk ke kelompok Taliban di Afghanistan.
Wawan menjelaskan, hal itu dilakukan dalam upaya memperkuat diplomasi di seluruh elemen guna mengantisipasi potensi perang yang melebar hingga ke Indonesia.
Tak hanya Taliban, Wawan mengatakan BIN juga telah masuk ke kelompok-kelompok perlawanan lainnya.
Hal itu disampaikan Wawan dalam diskusi bertajuk Tantangan Taliban: Mampukan Membentuk Pemerintahan Yang Efektif yang disiarkan kanal YouTube Gelora Tv, Rabu (2/9/2021).
"Kita menyusup ke seluruh kelompok-kelompok perlawanan, termasuk ke dalam Taliban sendiri," kata Wawan.
Ia tak merinci kelompok mana saja yang disusupi oleh BIN, tetapi memastikan jika hal itu dilakukan mencegah perang merembet hingga ke Indonesia.
"Kita terus usahakan supaya mereka tetap menjaga komitmen, supaya tidak sedikit-sedikit melepaskan emosi untuk meledakkan bom, termasuk bom bunuh diri," ucap Wawan.
Ia juga menyatakan, BIN berupaya memastikan kelompok perlawanan itu tetap pada komitmennya untuk menjaga perdamaian.
Baca Juga: Pastikan Penyaluran Bansos Cepat dan Tepat Sasaran, Pemerintah Kolaborasi dengan Banyak Pihak
"Kita bergerak menyusupkan teman-teman kita kepada kubu lawan-lawan itu di berbagai negara.
"Untuk apa? Untuk bareng-bareng menjaga (perdamaian,red)," jelasnya.
Serangan bom yang terjadi di luar Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, pada Kamis (26/8/2021) yang dikonfirmasi pemerintah AS dilakukan oleh ISIS-K menewaskan lebih dari 100 nyawa termasuk 13 orang tentara Amerika.
Sejumlah pihak meyakini, peristiwa tersebut menunjukkan masih ada ancaman serangan teroris yang berkelanjutan dan tinggi.
Afghanistan di bawah kepemimpinan Taliban itu sendiri, menghadapi kondisi perekonomian yang kian memburuk. Sistem perbankan di negara ini disebut tengah berada di ambang kehancuran
Seorang sumber yang familiar dengan kondisi perekonomian Afghanistan berpendapat, bahwa setelah perbankan dibuka, kerapuhan sistem perbankan negara itu akan terlihat.
Sementara Kamar Dagang Afghanistan-Amerika Serikat menilai, sistem perbankan Afghanistan tengah berada di ambang kehancuran.
Sebab, kondisi bank sentral Afghanistan yang notabenenya merupakan fondasi dari perekonomian suatu negara, tengah tidak stabil.
(*)