Intisari-Online.com - Pasukan Amerika Serikat resmi tinggalkan Afghanistan setelah 20 tahun berperang.
Seluruh evakuasi telah dilakukan dan tanggal 31 Agustus 2021 kemarin adalah hari terakhir.
Kini, Taliban merayakanAmerika Serikat resmi tinggalkan Afghanistan.
Hanya beberapa saat setelah pesawat militer terakhir AS meninggalkan bandara Kabul, Taliban langsung berpesta pora.
Dilansir daridailymail.co.uk pada Senin (1/9/2021), Taliban merayakan perginya tentara AS dengan membawa peti mati.
Namun peti mati itu dibungkus dengan bendera AS, Inggris, Prancis, dan lencana NATO.
Peti-peti mati itu laludiarak di jalan-jalan Khost danbanyak orang yang mengibarkan bendera Taliban.
Ada juga perayaan yang mengejek atas laporan tewasnya 13 tentara ASdalam bom bunuh diri ISIS-K pekan lalu di bandara Kabul.
Di mana kembang api menerangi langit dan tembakan perayaan terdengar saat pasukan terakhir Amerika pergi pada Senin malam.
Di Kandahar - benteng tradisional Taliban - ribuan orang juga melambai-lambaikan bendera putih Taliban untuk merayakan apa yang disebut kelompok itu sebagai 'hari kemerdekaannya'.
Kini,bandara Kabul langsungdikelilingi oleh unit pasukan khusus Taliban yang mengenakan perlengkapan AS dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid memuji 'kemenangan' kelompok Islam itu atas pasukan barat.
"Ini adalah hari bersejarah dan momen bersejarah," kata Mujahid.
"Kami membebaskan negara kami dari kekuatan besar."
Selama 20 tahun terakhir, AS diketahui berkuasa di Afghanistan.
Selama itu juga,2.356 militer AS tewas, ribuan orang terluka, dan sekitar 2,3 triliun Dolar AS dihabiskan.
Namun upaya dan segala kerja keras itu hancur ketika Taliban kembali berkuasa.
Banyak orang Amerika dan dunia frustrasi dengan penanganan Presiden Joe Biden atas perang Afghanistan.
Walau sang Presiden menyatakan segala keputusannya serta mengklaim evakuasi dari Kabul adalah 'keberhasilan yang luar biasa.'
Di tengah itu, mendadak pemerintahan Presiden AS Joe Biden sedang mempertimbangkan untuk mengirim bantuan ekonomi ke Taliban.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan kepada ABC Good Morning America bahwa AS bermaksud untuk terus mengirimkan kesehatan, makanan, dan bentuk bantuan kemanusiaan lainnya kepada rakyat Afghanistan.
Dia juga mengatakan bahwa bentuk lain dari bantuan tunai, termasuk bantuan ekonomi dan pembangunan.
Namun bantuan itu akan dikirimkan jika Taliban melakukan sesuai komitmen mereka.
"Terserah mereka dan kami akan menunggu dan melihat tindakan mereka bagaimana kami akhirnya merespons dalam hal bantuan ekonomi dan pembangunan," kata Sullivan.
Sullivan memastikanbahwa bantuan apa pun akandiberikan melalui 'lembaga internasional' dan tidak langsung ke Taliban.
Hanya saja AS tidak menjamin itu akan lancar mengingat kelompok militan itu sekarang memegang kendali penuh atas pemerintah dan sistem perbankan negara itu.
Tentu saja usulan mengirim bantuanekonomi ke Afghanistan yang dikuasai Taliban dengan cepat mendapat reaksi keras dari para kritikus.
Sebab Taliban sudah mendapatkan banyak senjata AS yang mereka curi dari pasukan Afghanistan.
Jika mereka mendapat bantuan uang, tentu mereka semakin kuat.Afghanistan telah lama menjadi salah satu penerima utama bantuan asing di dunia.
Tapi karena Taliban kini menguasai negara itu, mereka bisa merebutnya.
Pemerintahan Biden sekarang mempertimbangkan untuk memberikan AID kepada Taliban jika mereka 'menegakkan kewajiban internasional mereka': Jihadis perampok mengejek Barat dengan PEMAKAMAN tiruan untuk pasukan Sekutu karena mereka memamerkan miliaran dolar perangkat keras AS yang tertinggalPenasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan mengatakan Selasa bahwa AS dapat mengirim bantuan ekonomi ke TalibanParade 'kemenangan' Taliban berlangsung di Afghanistan hari ini setelah pasukan AS terakhir meninggalkan negara itu semalamPeti mati yang terbungkus bendera AS, Inggris, Prancis, dan NATO diarak di jalan-jalan oleh para IslamisRibuan orang yang mengibarkan bendera Taliban ternyata menonton, setelah kembang api dinyalakan di Kabul semalamSementara itu para pemimpin Taliban berparade di bandara Kabul bersama pasukan yang mengenakan perlengkapan barat dari kepala hingga ujung kakiKomandan Taliban sesumbar lapangan terbang itu sekarang akan menjadi 'basis jihad bagi semua Muslim'Hingga 200 warga Amerika yang ingin pergi ditinggalkan bersama dengan ribuan warga AfghanistanPenasihat keamanan nasional AS mengatakan evakuasi 'telah bergeser dari misi militer ke misi diplomatik'