Intisari-Online.com -AS telah menyelesaikan penarikan pasukan di Afghanistan tepat sehari jelang tenggat waktu 31 Agustus.
Pada Senin (30/8/2021), penarikan pasukan AS dari Afghanistan berakhir usai pesawat terakhir lepas landas dari bandara internasional Hamid Karzai, Kabul, pukul 23.59 tengah malam waktu setempat.
Selesainya penarikan pasukan Amerika dari Afghanistan ini menandai berakhirnya 20 tahun perang di sana, yang merenggut lebih dari 2.400 nyawa tentara AS.
Hanya beberapa jam setelah pasukan Amerika menyelesaikan penarikan mereka, mantan ajudan Osama bin Laden telah kembali ke rumahnya di Afghanistan.
Melansir Express.co.uk, Selasa (31/8/2021), Amin ul-Haq merupakan mantan ajudan Osama bin Laden dan pemasok senjata utama Al-Qaeda.
ul-Haq telah terekam kembali ke rumahnya di Nangahar, Afghanistan.
Rekaman ul-Haq menunjukkan mantan mata-mata Al-Qaeda itu tiba di rumah dengan rombongan pejuang bersenjata di kendaraan.
Pendukung juga terlihat mendekati kendaraan ul-Haq - beberapa di antaranya bahkan mencium tangannya.
Baca Juga: 'Semua Pasukan Amerika Telah Meninggalkan Afghanistan, Kami Sangat Senang'
Mantan kepala divisi keamanan Al-Qaeda Pengawal Hitam menanggapi dengan melambai kepada pendukungnya.
Dulunya, ul-Haq berhasil melarikan diri bersama mantan pemimpin Al-Qaeda setelah pasukan AS mendekati mereka di gua Tora Bora.
Mereka menghindari pasukan khusus Amerika dengan menyuap anggota suku Afghanistan sebelum melintasi perbatasan ke Pakistan.
Terlepas dari hubungan dekatnya dengan bin Laden, ul-Haq masa penahanannya tidak lama setelah penangkapannya pada 2008.
Hal itu karena polisi dilaporkan tidak dapat menemukan bukti kuat yang menghubungkannya dengan bin Laden.
Pada tahun 2011, bin Laden akhirnya ditemukan oleh pasukan khusus AS di Pakistan.
Selama serangan larut malam di bunker bin Laden, dengan nama sandi Operasi Neptune Spear, prajurit Amerika menembak dan membunuh pemimpin Al-Qaeda.
Namun PBB mengatakan ul-Haq telah "berpartisipasi dalam pembiayaan, perencanaan, memfasilitasi mempersiapkan atau melakukan tindakan" untuk Al-Qaeda.
Kembalinya Ul-Haq ke Afghanistan terjadi setelah Inggris memperingatkan Taliban untuk tidak membiarkan negara Timur Tengah itu menjadi hotspot terorisme.
Setelah serangan Al-Qaeda di Menara Kembar dan Pentagon pada September 2001, AS menangguhkan aset ul-Haq.
Boris Johnson mengatakan: "Jika rezim baru di Kabul menginginkan pengakuan diplomatik, atau untuk membuka miliaran yang saat ini dibekukan, mereka harus memastikan perjalanan yang aman bagi mereka yang ingin meninggalkan negara itu, untuk menghormati hak-hak perempuan dan anak perempuan, untuk mencegah Afghanistan, sekali lagi, menjadi inkubator teror global, karena itu akan menjadi bencana bagi Afghanistan."