Menurut pakar patologi klinis Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Tonang Dwi Ardyanto, efek samping yang terjadi ada respons wajar yang diberikan tubuh.
Efek samping tersebut menunjukkan bahwa tubuh bisa segera menangkap vaksin melalui sel-sel dalam otot.
"Oleh sel otot, 'resep' dari vaksin diubah menjadi protein S (spike), kemudian dikeluarkan dari sel otot," ujar Tonang, seperti dilansir Kompas.com (23/8/2021).
Lebih lanjut, Tonang menjelaskan bahwa sel dendritik yang langsung menangkap vaksin akan memproduksi protein S di dalamnya yang selanjutkan akan dibaw ke limfonodi.
Nah, produksi protein S oleh sel otot ini, menurut Tonang, pada akhirnya memicu aktivitas dari sel-sel fagosit.
"Akibatnya, makin banyak sel-sel imunitas bawaan ke lokasi penyuntikan. Terjadilah pembengkakan, kemerahan, dan nyeri," jelas Tonang.
Namun, Tonang berani menjamin bahwa efek samping yang muncul setelah disuntik vaksin Moderna hanya sementara.
"Masyarakat umum mulai banyak yang mendapatkan vaksinasi Moderna. Wajar bila hampir semua merasakan peradangan, bengkak, dan nyeri di tempat suntikan ini," jelas Tonang.
Source | : | Kompas.com,Kompas TV |
Penulis | : | Ade S |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR