Ketika Taliban memasuki Kabul, warga Afghanistan yang pernah bekerja untuk Amerika Serikat menghadapi risiko pembalasan oleh kelompok tersebut.
Pejuang Taliban dikatakan telah mengetuk pintu ke pintu dalam beberapa hari terakhir, mencari orang-orang yang dicurigai bekerja untuk Amerika Serikat.
Pada 2016, Taliban menembak mati 12 orang di dalam kendaraan, setelah sidik jari mengidentifikasi mereka sebagai personel keamanan Afghanistan.
Dalam konferensi pers baru-baru ini, Taliban mengkonfirmasi amnesti bagi mereka yang telah bekerja untuk AS, tidak membalas dendam pada pejabat pemerintah Afghanistan yang pro-Amerika.
Source | : | The Intercept |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR