Ingat, bahwa kapal ini memiliki panjang 56 m, dengan lebar 7,6 m, dan tinggi 2,1 m, dengan berat 525 ton.
Awak kapal kemudian mengumpulkan cabang-cabang pohon besar dari pulau terdekat dan mengaturnya agar terlihat serealistis mungkin.
Mereka juga mengecat lambung kapal dengan corak yang menyerupai bebatuan dan tebing.
Kapal harus tetap dekat dengan pantai sepanjang waktu dan hanya melakukan perjalanan pada malam hari.
Kapal penyapu ranjau relatif berjalan lambat dapat mencapai kecepatan maksimum hanya 15 knot.
Mereka hanya memiliki persenjataan yang minim, hanya membawa satu meriam 3 inci dan dua meriam 20mm Oerlikon.
Tentu saja, kapal ini bisa dengan mudahnya jadi mangsa para pembom Jepang yang mengelilingi nusantara.
Maka, kapal itu pun memutuskan untuk mencari perlindungan di suatu tempat di antara 18.000 pulau di Indonesia.
Karena mereka bergerak hanya pada malam hari, terbuktilah bahwa mereka tidak terdeteksi.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR