Reaksi Rakyat Indonesia Menyambut Proklamasi Kemerdekaan dan Tindakan Heroik di Beberapa Daerah yang Menyertainya

Tatik Ariyani

Penulis

Teks proklamasi autentik yang diketik Sayuti Melik dan akhirnya dibacakan Bung Karno di hadapan para pemuda dan anggota PPKI pada 17 Agustus 1945 silam.
Teks proklamasi autentik yang diketik Sayuti Melik dan akhirnya dibacakan Bung Karno di hadapan para pemuda dan anggota PPKI pada 17 Agustus 1945 silam.

Intisari-Online.com - Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 tentu memunculkan reaksi rakyat Indonesia menyambut proklamasi kemerdekaan.

Setelah pembacaan teks proklamasi telah selesai dilakukan, masyarakat sangat antusias untuk menyerbarluaskan berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke berbagai daerah.

Penyebaran berita ini mayoritas dilakukan melalui siaran radio.

Namun, juga dilakukan melalui pemasangan pamflet, poster serta spanduk.

Baca Juga: 'Kalau Tak Percaya, Gorok Saja Leher Saya,' Ucap Bung Karno saat Didesak Golongan Muda untuk Segera Mengadakan Proklamasi Kemerdekaan

Reaksi rakyat Indonesia menyambut proklamasi kemerdekaan adalah munculnya tindakan heroik mendukung Proklamasi dan usaha menegakkan kedaulatan terjadi di berbagai daerah.

Melansir Bobo.id, berikut ini tindakan heroik mendukung Proklamasi di beberapa daerah di Indonesia:

Peristiwa Heroik di Surabaya

Terjadi insiden bendera di Hotel Yamato, Tunjungan, Surabaya pada tanggal 19 September 1945.

Baca Juga: Termasuk Pidato Soekarno, Ini Susunan Acara pada Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Orang Belanda mengibarkan bendera Merah Putih Biru di atap hotel.

Rakyat kemudian menyerbu hotel, menurunkan, dan merobek warna biru bendera itu untuk dikibarkan kembali.

Peristiwa Heroik di Yogyakarta

Perebutan kekuasaan di Yogyakarta dimulai pada tanggal 26 September 1945 sejak pukul 10.00 WIB.

Para pegawai pemerintah dan perusahaan yang dikuasai Jepang melakukan aksi mogok, menuntut agar Jepang menyerahkan semua kantor kepada pihak Indonesia.

Peristiwa Heroik Semarang

Pada tanggal 15 Oktober 1945, pasukan Jepang melakukan serangan ke Kota Semarang dan dihadapi oleh TKR dan laskar pejuang lainnya.

Pertempuran berlangsung selama lima hari yang mengakibatkan ribuan pemuda gugur dan ratusan orang Jepang tewas.

Untuk mengenang peristiwa itu, di Semarang didirikan Monumen Tugu Muda.

Baca Juga: Menjadi Semangat Perjuangan dan Kini Dasar Pembangunan, Inilah Makna Proklamasi Kemerdekaan yang Luhur Bagi Bangsa Indonesia

Peristiwa Heroik Aceh

Pada tanggal 6 Oktober 1945, para pemuda dari tokoh masyarakat membentuk Angkatan Pemuda Indonesia (API).

Anggota API kemudian merebut dan mengambil alih kantor-kantor pemerintahan.

Di tempat-tempat yang telah mereka rebut, para pemuda mengibarkan bendera Merah Putih dan berhasil melucuti senjata tentara Jepang.

Peristiwa Heroik di Palembang

Adanya upacara pengibaran bendera Merah Putih pada tanggal 8 Oktober 1945 yang dipimpin oleh dr. A.K. Gani.

Pada kesempatan itu, diumumkan bahwa Sumatra Selatan berada di bawah kekuasaan RI.

Upaya penegakan kedaulatan di Sumatra Selatan tidak memerlukan kekerasan karena Jepang berusaha menghindari pertempuran.

Baca Juga: Selain Soekarno-Hatta, Siapa Saja Tokoh yang Hadir pada Acara Pembacaan Teks Proklamasi?

Peristiwa Heroik di Makassar

Gubernur Sam Ratulangi menyusun pemerintahan pada tanggal 19 Agustus 1945.

Sementara itu, para pemuda bergerak untuk merebut gedung-gedung penting seperti stasiun radio dan tangsi polisi.

Peristiwa Heroik di Kalimantan

Rakyat Kalimantan juga berusaha menegakkan kemerdekaan dengan cara mengibarkan bendera Merah Putih, memakai lencana Merah Putih, dan mengadakan rapat-rapat.

Namun, kegiatan ini dilarang oleh pasukan Sekutu yang sudah ada di Kalimantan.

Rakyat tidak menghiraukan larangan Sekutu sehingga pada tanggal 14 November 1945 di Balikpapan (depan markas Sekutu) berkumpul lebih kurang 8.000 orang dengan membawa bendera Merah Putih.

Peristiwa Heroik Bali

Pada bulan Agustus 1945, pemuda Bali membentuk organisasi Angkatan Muda Indonesia (AMI) dan Pemuda Republik Indonesia (PRI).

Upaya perundingan untuk menegakkan kedaulatan RI telah mereka upayakan, tetapi pihak Jepang selalu menghambat.

Pada tanggal 13 Desember 1945, para pemuda merebut kekuasaan dari Jepang secara serentak, tetapi belum berhasil karena persenjataan Jepang masih kuat.

Peristiwa Heroik di Sumbawa

Bentrokan fisik antara pemuda dan Jepang terjadi di Gempe, Sape, dan Raba.

Sumber: Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Untuk SD/MI Kelas V Edisi revisi 2017

Artikel Terkait