Advertorial

Gas Elpiji Bisa Dirakit Jadi Bom, Inilah Sosok Berbahaya Berpangkat Panglima Komando Militer di KKB Papua yang Paling Diburu Indonesia

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Intisari-Online.com -Papua bersama dengan KKB telah mengalami gejolak terus-menerus selama lebih dari 50 tahun, terutama setelah dimasukkan ke Indonesia pada tahun 1969.

Aksi penegakan hukum terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua belum juga selesai.

Beberapa pentolan KKB Papua masih saja mengerahkan anak buahnya untuk melakukan aksi kriminal di Tanah Papua.

Salah satunya yang paling dicari saat ini adalah Fernando Worabai.

Baca Juga: Egianus Kogoya Kembali Buat TNI-Polri Kesulitan dan Warga Papua Ketakutan, Siapa Sebenarnya Egianus Kogoya dan Apa Perannya di KKB Papua?

Dia adalah panglima OPM yang jadi pimpinan KKB Papua di Kepulauan Yapen.

Melansir dari tribratanews.polri.go.id, Fernando Worabai mengangkat dirinya menjabat sebagai Panglima Komando Militer wilayah II Saireri yang berpangkat Brigjen.

Berdasarkan informasi yang diterima menyebutkan kelompok ini berafiliasi dengan kelompok TPNPB diwilayah lain.

Fernando Cs juga beberapa kali termonitor melakukan latihan Militer dengan versi mereka.

Baca Juga: Meski TNI-Polri Berhasil Berantas KKB Papua, Kondisi Kabupaten Ini Masih Mencekam, Bupatinya Tak Enak Hati Mengeluh Melihat Situasi Covid-19 di Indonesia

Setelah melakukan identifikasi, anggota KKB Papua Fernando Worabai yang telah masuk dalam DPO ada sebanyak 10 orang.

Dan di luar itu ada simpatisan maupun pengikutnya sekitar 25 sampai 30 orang, serta memiliki sekitar 12 sampai 15 pucuk senjata api laras panjang rakitan dan 1 pucuk senjata api organik standar TNI-Polri.

KKB Papua ini berusaha merektut masyarakat yang belum paham kamtibmas.

Kegiatan kriminal yang mereka lakukan sudah berulang kali terjadi.

Baca Juga: Anak Buahnya Terkenal Ekstrim hingga Tembak 5 Anggota TNI, Nyatanya Egianus Kogoya Takut Jika Berperang dengan TNI,KKB Papua Dijamin Langsung Kocar-kacir

Motifnya adalah menunjukkan eksistensi keberadaan kelompok ini yang menganggap dirinya bagian dari gerakan perlawanan dalam memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Diketahui, Polri melakukan kegiatan penegakan hukum di Kampung Sasawa Distrik Yapen Barat Kabupaten Kepulauan Yapen, sekitar pukul 10.30 WIT pada hari Jumat (6/8/2021).

Dijelaskan oleh Kapolres Kepulauan Yapen AKBP Ferdyan Indra Fahmi, bahwa kegiatan penegakan hukum tersebut berdasarkan hasil analisa dan laporan dari masyarakat yang resah dengan aktivitas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) tersebut.

"Tindakan atau kejadian itu telah dilakukan pendalaman dan pemeriksaan saksi-saksi termasuk juga hasil monitoring jaringan tertutup.

Baca Juga: Keberadaannya Sulit Dipastikan, Inilah Egianus Kogoya, Sosok di Balik Berbagai Serangan KKB Papua di Nduga, Terakhir Kelompoknya Tembak 2 Prajurit TNI

Sudah bisa kita pastikan bahwa pelaku kegiatan ataupun aksi kriminal yang dilakukan ini oleh KKB dibawah kendali menyebut dirinya selaku panglima TPNPB Wilayah II Saireri adalah Fernando Worabai dan kelompoknya" ujar AKBP Ferdyan.

"Bentuk perjuangan mereka adalah perjuangan yang militansi mengangkat senjata untuk mengganggu dan meresahkan kegiatan masyarakat bahkan mengganggu kegiatan pemerintah daerah" tandas Kapolres Yapen.

Sesampainya di lokasi, ditemukan beberapa orang yang berkaitan erat dengan kelompok ini sedang melakukan aktivitas menggunakan senjata api Laras panjang.

"Setelah kita lakukan pendalaman dan tindakan di TKP, kelompok KKB Papua tersebut melarikan diri.

Dalam penyisiran oleh aparat ditemukan 3 pucuk senjata api rakitan ilegal beserta barang bukti lain.

Baca Juga: Baru Sebentar Damai, KKB Papua Pimpinan Egianus Kogoya Guncang Tanah Nduga Lagi, Begini Nasibnya Para Prajurit TNI

Juga 2 buah tabung gas elpiji yang telah didesain sedemikian rupa untuk digunakan melakukan perlawanan yang diduga sebagai bom rakitan" ungkap Kapolres.

Pengamat intelijen Ridlwan Habib menjelaskan, setidaknya ada beberapa hal yang membuat KKB di Papua sulit untuk ditumpas.

Salah satunya dikarenakan adanya faktor taktikal geografis yang lebih sulit dan menantang ketimbang faktor KKB itu sendiri.

"Jadi kemampuan tempur KKB itu sebenarnya biasa-biasa saja, tetapi karena situasi geografis di Papua, vegetasinya, kemudian hewan-hewan yang ada di sana, itu membuat mereka lebih kuat bertahan daripada pasukan pemukul dari TNI dan Polri yang mengejar," kata Ridlwan padaKompas.com, Rabu (28/4/2021).

(*)

Artikel Terkait