Makan di Tempat 20 Menit Selama PPKM Level 4, Kenali Resiko Makan Terlalu Cepat Bagi Kesehatan

Ratih Widihastuti Ayu Hanifah
Mentari DP

Tim Redaksi

PPKM Level 4.
PPKM Level 4.

Intisari.Online.com -Semenjak adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Presiden Joko Widodo (Jokowi) membatasi kegiatan sektor publik, selama di Jakarta.

Terutama Usaha bidang Makanan dan Minuman dilarang untuk menyantap hidangannya di tempat.

Pada PPKM sebelumnya, restoran dan warung makan hanya menjual makanan untuk pesan-antar maupun dibawa pulang, masyarakat tidak diizinkan untuk makan di tempat.

Namun beberapa minggu ini setelah adanya perpanjangan PPKM Level 4 berlaku hingga 2 Agustus 2021.

Kini, Anda boleh makan di restoran dengan menerapkan protokol kesehatan serta hanya diberi waktu makan sekitar 20 menit.

Aturan makan 20 menit

PPKM ini memperbolehkan restoran atau warung makan melayani makan di tempat hingga pukul 20.00.

Hal ini untuk mencegah penularan virus Corona melalui droplet.

Aturan PPKM Level 4 inipun merujuk pada Instruksi Menteri Dalam Negeri (inmendagri) Nomor 22 tahun 2021 tentang PPKM Level 4 Covid-19 di wilayah Jawa dan Bali.

Selain itu, aturan makan 20 menit juga bertujuan untuk menghindari terjadinya penumpukan pengunjung dan timbulnya kerumunan.

Restoran maupun warung makan yang diizinkan melayani dine-in adalah yang memiliki area di ruang terbuka.

Meski sudah di perkenankan makan dine-in dengan waktu singkat, hal itu masih menuaibanyak kontra.

Tak jarang masyarakat menilai bahwa aturan makan 20 menit tidaklah praktis dan higienis.

Bukan hanya itu, banyak masyarakat yang khawatir dengan risiko yang terjadi ketika makan terlalu cepat bagi kesehatan.

Ternyata ada 5 bahaya makan terlalu cepat bagi kesehatan, ini di antaranya:

1. Tersedak

Risiko tersedak umum terjadi jika Anda makan terlalu cepat.

Hal ini terjadi karena makanan belum dikunyah secara sempurna sehingga makanan yang tersangkut di kerongkongan dapat menyumbat saluran pernapasan.

2. Obesitas

Makan terlalu cepat memiliki risiko dua kali lipat untuk mengalami obesitas, dibandingkan dengan orang yang mengunyah makanan secara perlahan sebanyak tiga puluh kali per satu suapan.

Hal tersebut dapat terjadi karena saat Anda makan, tubuh membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk mengirimkan sinyal ke otak bahwa Anda sudah merasa kenyang.

Dengan makan terlalu cepat, makanan sudah banyak masuk ke dalam tubuh tetapi sinyal kenyang belum timbul. Alhasil, akan terus makan.

3. Diabetes

Obesitas tidak hanya mengancam kesehatan jantung, kondisi kelebihan berat badan tetapi juga berdampak pada meningkatnya risiko diabetes.

Hal ini terjadi karena obesitas merupakan penyebab utama dari resisten insulin yang merupakan penyebab utama diabetes.

Kondisi ini terjadi saat hormon insulin yang dihasilkan pankreas dalam mengontrol kadar gula darah tidak lagi bekerja dengan baik di dalam tubuh.

4. Gangguan Pencernaan

Selain risiko diabetes, orang yang makan terlalu cepat juga berisiko mengalami gangguan lambung.

Dikarenakan sejumlah besar makanan yang masuk ke lambung dalam waktu cepat menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan.

Hal ini akan menimbulkan keluhan nyeri ulu hati, dada terasa seperti terbakar, atau kram perut dan sesak nafas.

5. Stroke

Merupakan penyakit yang meningkatkan tekanan darah tinggi naik ke saluran tekanan darah ke kepala dan berakibat sindrom metabolik yang dapat menyebabkan penyakit jantung dan stroke.

Sindrom metabolik ini terkait erat dengan resistensi insulin yang dihasilkan akibat makan terlalu cepat.

Sehingga, menurut penelitian Universitas Hiroshima, Jepang melakukan satu penelitian yang melibatkan hampir 1.000 orang yang terdiri dari pria dan wanita, berusia 40 tahun ke atas, yang tidak memiliki sindrom metabolik sejak awal.

Penelitian ini menunjukkan mereka yang terbiasa makan cepat cenderung memiliki lingkar pinggang yang besar dan kadar kolesterol yang tinggi, dimana 2 hal tersebut, merupakan faktor utama yang membentuk sindrom metabolik.

Artikel Terkait