Intisari-Online.com - China berambisi mengubah Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) menjadi berkekuatan tempur modern pada tahun 2027 dan militer kelas dunia pada tahun 2050.
Untuk itu, China terus mengembangkan teknologi senjatanya.
Yang terbaru, China akan memasang senjata laser ke rudal hipersonik mereka untuk membuatnya lebih cepat.
Para ilmuwan di sebuah institut militer di China sedang mengembangkan senjata laser yang dipasang di kendaraan hipersonik, menurut sebuah laporan di Newsweek.
Pakar ruang angkasa China di Universitas Teknik Luar Angkasa mengklaim senjata laser mereka akan memotong hambatan udara.
Hal itu memungkinkan rudal mereka untuk menyerang targetkekuatan lebih cepat dari sebelumnya dengan membersihkan jalur "berbentuk tetesan air mata" agar rudal dapat melewatinya.
Melansir Express.co.uk, Rabu (28/7/2021), Universitas Teknik Luar Angkasa diserap oleh Pasukan Dukungan Strategis Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) setelah reformasi militer Beijing yang diperkenalkan pada tahun 2015.
Dalam praktiknya, senjata laser akan membuat plasma udara, yang juga dikenal sebagai "inti panas", di depan rudal hipersonik.
Ini berarti rudal dan pesawat militer China akan melaju dengan kecepatan lima kali kecepatan suara.
Penelitian telah menyimpulkan kontrol aliran udara telah menjadi salah satu tantangan aerodinamis paling signifikan yang dihadapi perancang pesawat berkecepatan tinggi.
Hambatan udara menciptakan gelombang kejut dan meningkatkan hambatan dan pemanasan permukaan saat pesawat mendekati penghalang suara.
Penelitian itu juga menambahkan bahwa plasma yang dilepaskan oleh senjata laser akan memanipulasi struktur gelombang kejut dan kemudian menyebabkan perubahan dalam distribusi kecepatan dan tekanan.
Pada gilirannya, ini akan mengurangi hambatan dan memastikan kecepatan rudal akan sangat meningkat.
Pakar Shi Jilin dan Wang Diankai dari Laboratorium Propulsi dan Aplikasi Laser Negara China mengklaim: “Teknologi pengurangan hambatan plasma laser sangat penting untuk pengurangan hambatan pesawat hipersonik dan isolasi termal serta meningkatkan kinerja pesawat.”
South China Morning Post melaporkan bahwa hambatan udara dapat dikurangi hingga lebih dari 70 persen.
Shi dan Wang juga mengklaim laser dapat membuat kendaraan China mengalami perjalanan yang lebih lama dan lebih stabil.
Namun penelitian tersebut mencatat bahwa teknologi baru juga dapat membantu mengurangi potensi ledakan sonik.