“Tidak ada yang tahu persis siapa yang membuat keputusan dan mengapa. . . tetapi mereka memberi bayi baru lahir ini dengan vaksin BCG, vaksin eksperimental, pada saat itu, dan itulah awalnya,” kata Kupz.
Meski telah terpapar tidak hanya oleh ibunya, tetapi oleh neneknya, yang menderita tuberkulosis klinis, namun anak itu tidak pernah menunjukkan tanda-tanda penyakit itu.
Karena semakin banyak bayi yang menerima vaksin, Calmette dan Guérin semakin yakin akan keamanannya.
Laporan awal mereka yang diterbitkan pada tahun 1924 mendorong Institut Pasteur untuk memulai produksi massal, dan publikasi berikutnya yang melacak 114.000 vaksinasi menegaskan bahwa penerima BCG tidak mengalami efek samping.
Pada saat yang sama, Calmette dan Guérin mendokumentasikan penurunan kematian anak-anak akibat tuberkulosis di antara mereka yang telah divaksinasi.
Sementara, negara-negara lain dengan cepat mengadopsi vaksinasi itu untuk bayi mereka sendiri.
Meskipun digunakan secara luas, BCG memiliki kekurangan, melansir dari the-scientist.
Rupanya tidak 100 persen protektif, misalnya, dan perlindungan yang diberikannya di masa kanak-kanak sering berkurang di masa dewasa muda.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR