Intisari-online.com - Beberapa waktu lalu, Amerika umumkan penarikan pasukannya di Afganistan.
Seperti kita tahu, Afghanistan merupakan negara yang memiliki masalah dengan Taliban.
Ternyata dampak ditariknya pasukan Amerika dari negara itu sangat besar, kini negara itu memiliki malalah keamanan serius.
Menurut 24h.com.vn, pada Sabtu (10/7/21), Penasihat Keamanan Nasional Afghanistan Hamdullah Mohib memgumumkan pada Jumat (8/7).
Afghanistan membutuhkan bantuan kontra-terorisme dari mitra ekternal, termasuk mitra militer China, Rusia, dan India.
Sayangnya negara-negara pendukung Afghanistan berkomitmen untuk tidak ikut campur, dalam urusan internal mereka.
"Kami tidak ingin mengganti satu negara adidaya dengan yang lain," katanya.
"Perdamaian dan stabilitas hanya dapat dicapai melalui kerja sama dengan negara-negara lain di kawasan," imbuhnya.
Baca Juga: Tak Lama Setelah Tentara AS Pergi, Afghanistan Minta Bantuan Rusia, China dan India, Untuk Apa?
"Kami meminta mitra eksternal untuk membantu pasukan pertahanan dan keamanan kami memerangi terorisme, tetapi tidak ikut campur dalam urusan internal Afghanistan," kata Mohib.
"Kami menyambut dukungan apa pun, tentu saja, dari China, India, dan Rusia," jelasnya.
Permintaan bantuanitu muncul, pada saat Taliban mengklaim telah merebut 85% wilayah Afghanistan.
Berbicara dari Moskow pada hari Jumat, pejabat Taliban Shahabuddin Delawar mengatakan "85 persen wilayah Afghanistan sudah berada di bawah kendali kami."
Pada hari Jumat, Taliban merebut kota perbatasan Islam Qala dan pos pemeriksaan Abu Nasa Farahi, dua lokasi utama di sepanjang perbatasan Afghanistan-Iran.
Delawar juga menyatakan bahwa Taliban akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa Negara Islam (IS) tidak akan muncul kembali di Afghanistan.
Beberapa pakar militer mengatakan penarikan pasukan AS yang tidak terlalu tergesa-gesa dapat membantu membatasi pengaruh Taliban yang tumbuh di wilayah tersebut.
Menurut komunitas intelijen AS, Afghanistan kemungkinan akan runtuh dalam waktu enam bulan setelah penarikan koalisi pimpinan AS.
Ini memungkinkan Taliban untuk kembali berkuasa setelah 20 tahun digulingkan.
Amerika Serikat menyerang Afghanistan setelah serangan teroris 11 September 2001 yang dilakukan oleh al-Qaeda, dengan alasan bahwa Taliban telah menoleransi organisasi tersebut.
Berita itu telah menyebabkan negara-negara lain, dan bahkan Amerika, mempertanyakan keputusan mendadak Presiden Joe Biden untuk menarik pasukan.
"Situasinya memburuk dengan cepat," Kedutaan Besar Rusia di Washington, DC, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
"Kami berasumsi itu karena penarikan pasukan yang tergesa-gesa oleh AS dan negara-negara NATO lainnya," tambahnya.