Intisari-online.com - Raja Mswati III, merupakan satu-satunya raja yang tersisa di Benua Afrika.
Belakangan namanya menjadi sorotan karena dianggap melarikan diri dari rakyatnya.
Raja ini dikenal sebagai sosok yang nyentrik, dengan kehidupan mewah dan memiliki 15 istri.
Dia juga pernah disorot beberapa waktu lalu karena kedapatan memborong mobil mewah, padahal rakyatnya hidup dalam penderitaan dan kemiskinan.
Baca Juga: 4 Hal yang Tidak Pernah Anda Ketahui Tentang 'Hatshepsut' si Firaun Wanita Terhebat Kepunyaan Mesir
Menurut 24h.com.vn, pada Rabu (7/7/21), Raja Mswati III, dari Eswatini dituduh melarikan diri dari rakyatnya setelah menerima gelombang protes.
Dia telah lama tidak muncul di hadapan publik dan disinyalir melarikan diri dari tanggung jawabnya sebagai raja.
Namun, mengetahui hal itu salah satu putrinya pun beberkan fakta mengenai ayahnya.
Sikhanyiso Dlamini, Putri Raja Mswati III, menjelaskan di mana keberadaan ayahnya dan mengatakan fakta sebenarnya.
Menurutnya, ayahnya melarikan diri dari tanggung jawab hanyalah rumor belaka.
Sang putri yang berusia 34 tahun sekaligus menjabat sebagai Menteri Informasi dan Teknologi Eswatini itu, mengatakan ayahnya masih mengurusi kerajaan.
"Ya, ayah saya dan saya masih di kerajaan," kata Putri Dlamini kepada BBC Afrika.
Dalam beberapa hari terakhir, gambar kerusuhan, pembakaran dan penjarahan sering terjadi di Eswatini. Namun, Putri Dlamini memberikan informasi lain.
"Eswatini adalah kerajaan perdamaian. Kami percaya pada perdamaian," katanya.
"Bagaimanapun, hak-hak rakyat tidak akan dilanggar, terutama ketika mereka membuat petisi damai," jelas sang putri.
PBB pada 6 Juli menyerukan penyelidikan independen atas tuduhan bahwa pasukan keamanan Eswatini menekan pengunjuk rasa. Protes meletus pada Mei, setelah seorang mahasiswa hukum berusia 25 tahun ditembak mati oleh polisi.
Badan hak asasi manusia PBB menunjuk laporan penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh pasukan keamanan Eswatini.
Diperkirakan 20 orang tewas dalam protes dan 200 lainnya dirawat di rumah sakit.
Pada Senin (5/7/21), jalanan Eswatini menjadi sepi, toko tutup, internet masih diblokir dan komunikasi sulit.
Eswatini adalah negara kecil yang terletak di antara Afrika Selatan dan Mozambik.
Ini adalah satu-satunya negara di Afrika yang masih menggunakan sistem pemerintahan monarki.
Raja Mswati III telah memerintah negara itu sejak 1986, pada usia 18 tahun.
Raja memiliki setidaknya 15 istri dan 30 anak, setiap tahun, ia sering memilih pengantin baru melalui festival tari buluh dengan partisipasi perawan topless.
Negara berpenduduk 1,2 juta orang ini hidup terutama dari pertanian dan merupakan salah satu yang termiskin di dunia, menurut Wold Bank.
Mswati III adalah raja dengan pemborosan paling terkenal.
Pada tahun 2002, Raja Mswati III meminta parlemen untuk menghabiskan 50 jutadollar AS (Rp724 miliar) untuk membeli pesawat terbang untuk perjalanannya.
Dua tahun kemudian, Eswatini menerima bantuan senilai 18 juta dollar AS (Rp260 miliar). Raja menggunakan 11,5 juta dollar AS (Rp166 miliar) untuk membangun istana untuk istri-istrinya, satu untuk masing-masing.
Sang raja memiliki hobi jalan-jalan ke luar negeri, khususnya Las Vegas, AS.
Istri raja juga suka pergi ke luar negeri untuk berbelanja, pada Agustus 2008, warga Eswatini memprotes perjalanan belanja 9 istri raja.
Dalam anggaran nasional 2014, parlemen telah mengalokasikan 61 juta dollar AS (Rp883 miliar) untuk keluarga raja, sementara 63 persen orang Eswatini hidup dengan kurang dari 1,25 dollar AS (Rp17 ribu) per hari, menurut Guardian.
Pada 2019, sang raja kembali menjadi pusat perhatian ketika ia membelanjakan uangnya untuk membeli 19 mobil mewah Rolls Royce untuk istrinya sebelum Natal.
Raja Mswati III juga membeli Rolls Royce Cullinan edisi khusus untuk dirinya sendiri.