Beruntung Indonesia Menggunakannya, Walaupun Kemanjurannya Diragukan, Ternyata Ini Kelebihan Vaksin Sinovac Dibandingkan Vaksin Covid-19 Lainnya

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Meski mengungkapkan kekhawatirannya, Singapura tetap izinkan penggunaan vaksin Sinovac.
Meski mengungkapkan kekhawatirannya, Singapura tetap izinkan penggunaan vaksin Sinovac.

Intisari-online.com - Vaksin Sinovac adalah salah satu vaksin utama yang digunakan dalam imunisasi di Indonesia saat ini.

Namun, vaksin ini menjadi sorotan dunia karena kemanjurannya diragukan, karena negara yang menggunakan vaksin ini masih memiliki lonjakan kasus Covid-19.

Para peneliti di Institut Butantan Brasil di Sao Paolo mengumumkan hasil uji coba vaksin Sinovac.

Menunjukkan bahwa vaksin itu hanya memiliki 50 persen tingkat keefektifan secara keseluruhan.

Baca Juga: Rumah Sakit di Jakarta Kolaps, Tak Mampu Lagi Menampung Pasien Covid-19, Anies Baswedan Beri Saran Ini Kepada Warga, 'Hati-hati'

Mengutip Alliance for Science, Institut itu melaporkan bahwa vaksin itu 78 persen efektif dalam kasus ringan.

Namun 100 persen efektif melawan infeksi berat dan sedang berdasarkan 250 kasus Covid-19 di antara 13.000 sukarelawan di antara petugas kesehatan garis depan Brasil.

Hal ini tampaknya tidak menguntungkan dibandingkan dengan vaksin Covid-19 lainnya.

Beberapa negara, termasuk Indonesia, Turki, dan Singapura, telah memesan CoronaVac (Sinovac).

Baca Juga: Ketika MakinBanyak Warga Indonesia yang Pakai Vaksin Sinovac, Negara-negara Ini Malah Tolak Vaksin Asal China Itu Demi Keamanan Warganya Karena Hukuman Ini

Pada nilai nominal, angka kemanjuran 50 persen ini terlihat mengecewakan terlihat tidak jauh lebih baik daripada vaksin flu rata-rata Anda.

Tetapi yang mungkin lebih penting adalah bahwa uji coba menunjukkan efektivitas 100 persen dalam mencegah Covid-19 yang parah, jenis yang membunuh orang.

Jadi jika Anda ingin menyelamatkan nyawa dan menghentikan layanan kesehatan dari kewalahan, vaksin inijelas cukup baik untuk itu.

Vaksin Sinovac Cina adalah virus yang tidak aktif, pada dasarnya adalah virus Covid yang telah dibunuh.

Sedangkan vaksin Pfizer menggunakan mRNA dan Oxford/AstraZeneca menggunakan vektor virus. P

Pendekatan virus yang tidak aktif telah digunakan selama beberapa dekade terhadap banyak penyakit yang berbeda, sehingga sangat terbukti di dunia nyata.

Tetapi mungkin sedikit lebih lemah daripada pendekatan yang lebih baru.

Baca Juga: Pantas Saja Banyak yang Menyebut Vaksin Pfizer Jauh Lebih Baik Dari Sinovac, Lihat Perbedaan Dari Harganya Saja Sudah Selisihnya Jauh, Ini Perbandingan Keduanya

Sementara Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan dua dosis Sinovac menunjukkan kemanjuran 51% terhadap infeksi Covid-19 bergejala dalam uji coba Fase 3 besar di Brasil.

Itu lebih rendah dari angka untuk vaksin lain, tetapi Sinovac ditemukan menawarkan perlindungan 100% terhadap gejala parah dan rawat inap.

Sebuah studi oleh Kementerian Kesehatan Indonesia, yang dilakukan antara Januari dan Maret dan dirilis pada Mei.

Juga menemukan bahwa vaksin tersebut sangat efektif di kalangan petugas kesehatannya.

Dua suntikan Sinopharm, sementara itu, memiliki tingkat kemanjuran 79% terhadap infeksi simtomatik dan 79% terhadap rawat inap dalam uji coba multi-negara besar, menurut WHO.

Sebagai perbandingan, vaksin Oxford-AstraZeneca memiliki kemanjuran 63%.

Bahkan diSingapura yang hanya menggunakan suntikan Pfizer dan Moderna untuk program vaksinasi utamanya minat terhadap Sinovac tinggi.

Baca Juga: Pantas di Indonesia Kasus Covid-19 Melonjak, Data Ini Ungkap Negara-Negara yang Gunakan Vaksin Buatan China Justru Alami Lonjakan Kasus Covid-19, Terkuak Inilah Fakta Soal Vaksin Buatan China

Pemerintah menempatkansuntikanChina di bawah sistem "Rute Akses Khusus", yang memungkinkan klinik swasta untuk memberikannya kepada mereka yang menginginkannya.

Pihak berwenang mengatakan ada sekitar 2.000 orang di Singapura yang mengalami reaksi merugikan yang parah terhadap vaksin Pfizer dan Moderna.

Ini membuat Singapura mempertimbangkan untuk menggunakan Sinovac non-mRNA jika mereka tidak ingin menunggu alternatif lain disetujui.

Beberapa, tampaknya, lebih memilih teknologi konvensional.

"Sinovac China lebih aman dengan efek samping yang rendah," kata Lian Jie, warga negara China yang tinggal di Singapura, menggemakan pandangan banyak orang di komunitasnya.

Artikel Terkait