Intisari-online.com - Suherman dan beberapa rekan tukang kayunya bekerja dari pagi sampai tengah malam sejak pandemi Covid-19 merebak.
Mereka menggergaji kayu, mengampelasnya lalu mengecatnya.
Ketika PPKM Darurat diterapkan guna melawan Covid-19 di Jawa dan Bali, banyak bisnis ditutup karena jutaan pekerja diharuskan bekerja dari rumah (WFH).
Namun tidak bagi usaha peti mati yang dimiliki Suherman di Jakarta ini.
Semakin tinggi angka kematian akibat Covid-19, peti mati makin diperlukan.
"Kami sedang dikejar waktu," ujar Suherman melansir Al Jazeera.
"Orang-orang mengantri untuk peti mati, sehingga kami harus bekerja cepat. Keluarga yang berduka sedang menunggu," tambahnya.
"Sebelum Covid, kami tidak perlu bekerja sekeras ini. Kami bahkan tidak punya target berapa banyak yang kami butuhkan untuk dibuat setiap harinya. Namun kini kami harus memenuhi permintaan."
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR