Intisari-Online.com -Ketika melihat seseorang berbicara dengan dirinya sendiri, kita sering kali akan menganggap orang tersebut memiliki gangguan jiwa.
Beberapa orang, bahkan secara blak-blakan menyebut mereka yang melakukan kebiasaan tersebut sebagai orang gila.
Padahal, secara tidak sadar, kita sering kali berbicara dengan diri sendiri dalam situasi-situasi tertentu.
Sebut saja ketika kita sedang mencari barang di rumah atau ketika sedang mencari jawaban atas pertanyaan tertentu.
Beberapa orang juga kerap melakukannya ketika sedang berada di depan cermin, ketika sedang berdandan.
Hanya saja, meski sering dilakukan, sadar ataupun tidak, beberapa orang justru akan menganggap kebiasaan tersebut sebagai perilaku yang aneh.
Tentu saja, hal ini memang sudah menjadi kepercayaan umum di masyarakat kita, Indonesia.
Sering kali, saat seorang anak sedang berbicara sendiri, orang sekitar mereka, terutama orang tua akan memberikan label 'orang gila' pada sang anak.
Meski label yang diberikan tersebut terkesan bercanda, namun, tanpa sadar anak menyimpannya dengan baik dalam memori di otaknya.
Pada akhirnya, ketika kita dewasa, meski sedang sendirian, kita akan merasa aneh jika berbicara dengan diri kita sendiri.
Padahal, para peneliti justru telah mempelajari secara khusus tentang kebiasaan berbicara dengan diri sendiri ini.
Hasilnya justru akan membuat kita berpikir ulang untuk memberi label 'orang gila' kepada mereka yang melakukannya.
Contohnya adalah pernyataan seorang psikoterapis bernama Lisa Ferentz yang justru menyarankan kita untuk berbicara dengan diri kita sendiri.
MenurutFerentz, dia justru sering menyarankan para kliennya untuk berbicara dengan diri sendiri.
Tujuannya adalah untuk membantu para kliennya dalam mengembangkan pandangan positif tentang diri mereka, bahkan masa depan mereka.
“Tidak ada yang lebih penting selain kita berbicara kepada diri sendiri karena monolog batin itu menginformasikan semua pikiran, emosi, dan pilihan perilaku kita selanjutnya,” kata Ferentz seperti dikutip dari kompas.com.
Bahkan,Ferentz meyakinkan kita untuk terus berbicara dengan diri kita sendiri meskipun kita merasa konyol.
“Seperti hal lain, setelah kamu berlatih dan mendekatkan diri dengan hal positif, kamu merasa cukup mudah untuk melakukannya."
"Ini akan menjadi panduan hidup kita, entah kita menyadarinya atau tidak," kata Ferentz.
Pengakuan tentang manfaat berbicara kepada diri sendiri juga ternyata disampaikan olehpsikolog Linda Sapadin.
Menurut Linda, bebricara dengan diri sendiri mempermudah diri kita untuk menentukan suatu pilihan yang membingungkan.
Sementara itu, psikologDaniel Swigley dan Gary Lupya bahkan menyebut berbicara dengan diri sendiri mampu memberikan stimulus khusus pada otak kita.
Semisal ketika kita mencari suatu barang, dengan menyebutkan nama barang tersebut secara keras, maka memori di otak akan membayangkan benda tersebut.
Setelah itu, otak akan membantu kita membayangkan di mana benda tersebut berada, khususnya terakhir kali Anda melihatnya.