Intisari-Online.com - "Jakarta tidak sedang baik-baik saja" adalah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan situasi Covid-19 di Ibu Kota.
Lonjakan kasus Covid-19 terus terjadi dan masih bertambah lebih dari 20 ribu orang per hari.
Pada Senin (28/6/2021) Covid-19 di RI bertambah 20.694 orang, sehingga totalnya 2.135 juta orang telah terpapar Covid-19.
Namun, meski begitu Straits Times mengungkap kasus Covid-19 yang lebih mengerikan di Indonesia.
Dilansir dari Staits Times, Senin (28/6/2021), dua minggu setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri bulan lalu, Sutiyo Darto mengalami demam yang tidak kunjung reda.
Istri, anak, dan sebagian besar dari 50 keluarga yang mereka kunjungi di Kudus, sebuah kota santri di Jawa Tengah, juga tidak sehat.
"Ternyata semua orang terjangkit Covid-19. Sungguh mengerikan."
"Beberapa kali dalam sehari, masjid di dekat rumah saya mengumumkan kematian karena virus corona. Kapan giliran saya?" pekerja serabutan berusia 51 tahun itu mengatakan kepada The Straits Times melalui telepon dari saat melakukan karantina.
Kudus merupakan kabupaten terkecil di Jawa berpenduduk 871.000 orang yang menjadi sorotan nasional pada akhir Mei karena jadi tempat munculnya varian Delta Covid-19.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menduga jenis virus yang sangat mematikan itu dibawa oleh pekerja migran Indonesia yang kembali dari India, tempat pertama kali ditemukan.
Dalam seminggu, jumlah kasus di Kudus melonjak dari 26 menjadi 929.
Hingga 24 Juni, lebih dari 12.985 orang telah terinfeksi, termasuk 1.070 orang meninggal, menurut data Dinas Kesehatan Kudus.
Sutiyo berkata: "Saya sangat takut, saya telah melakukan hal-hal yang belum pernah saya lakukan sebelumnya."
"Saya dulu memakai masker di bawah dagu, sekarang saya memakai masker dengan benar. Saya meminum vitamin, berjemur, dan jogging setiap hari."
Menanggapi wabah tersebut, pemerintah mengirimkan 600 personel polisi dan militer ke kabupaten untuk memastikan warga mematuhi protokol kesehatan.
Polisi menggunakan meriam air untuk menyemprotkan disinfektan di jalan-jalan, sementara tentara menyiapkan dapur umum untuk memasak bagi orang-orang yang diduga terinfeksi Covid-19 yang mengisolasi diri di rumah.
Pasar tradisional seadanya dibongkar dan banyak pabrik rokok diperintahkan untuk menempatkan pekerjanya secara bergiliran.
Pemerintah Kabupaten Kudus telah memerintahkan warga untuk tinggal di rumah pada 5 dan 6 Juni, dan melakukan tes cepat antigen secara acak pada mereka bersikeras berkeliaran di pusat perbelanjaan dan warung makan.
Mereka yang dinyatakan positif atau reaktif diperintahkan untuk mengisolasi diri atau dirujuk ke fasilitas karantina.
Para pemimpin agama juga telah mengangkat senjata dalam perang melawan pandemi.
Tetapi di situlah letak perpecahan, karena beberapa ulama dengan tegas membantah langkah-langkah aman Covid-19.
Saat Kudus berjuang untuk memutus rantai infeksi, Jakarta, ibu kota, dan Kabupaten Bangkalan, di pulau Madura, juga melaporkan lonjakan besar dan cepat dalam jumlah kasus Covid-19.
Hal ini memicu kekhawatiran gelombang infeksi baru seperti yang melanda negara India.
Kementerian Kesehatan menyalahkan lonjakan terbaru terutama pada varian Delta yang menyebar arus mudik.
Jumlah harian kasus baru di Indonesia telah mencapai angka tertinggi sepanjang masa lebih dari 20.000, melebihi puncaknya pada Januari sebesar 15.000 per hari.
(*)